Satgas COVID-19: Kencangkan Protokol Kesehatan Cegah Pandemi Baru

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito meminta semua pihak untuk terus mengencangkan penerapan protokol kesehatan (prokes) demi mencegah terjadinya pandemi baru baik dalam skala nasional maupun global.

Menggenggam Kilau Emas, Kisah Inspiratif Yoki Hardian Tenggara

“COVID-19 telah membawa kita kepada darurat kebencanaan. Namun hikmahnya dapat kita sesuaikan untuk mengubah perilaku dalam waktu singkat. Perlu menjadi perhatian bahwa ancaman adanya pandemi baru adalah hal yang tidak bisa terelakkan,” kata Wiku dalam konferensi pers perkembangan penanganan COVID-19 secara daring di Jakarta, Rabu, 8 Juni 2022.

Wiku menuturkan bahwa Indonesia maupun negara lainnya di dunia terus berusaha dan bekerja keras menurunkan kasus positif COVID-19 melalui berbagai upaya yang salah satunya adalah melalui protokol kesehatan.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

Namun, setiap pihak perlu memahami bahwa perilaku manusia sangatlah vital dalam menentukan besar penularan penyakit di dunia. Mulai dari mobilitas hingga aktivitas sosial dan ekonomi dapat memberi dampak pada terjadinya suatu wabah.

Ilustrasi: Siswa Sekolah Memakai Masker (Gambar: cdn-image.bisnis.com)

Photo :
  • vstory
Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Mencegah hal itu terjadi, per Mei 2022, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah memperbaharui rekomendasi perilaku masyarakat dalam beraktivitas dengan menyesuaikan kondisi kasus COVID-19 secara global, yakni dengan mengikuti vaksinasi sesuai jadwal dan kaidah yang ditetapkan.

Kemudian usahakan untuk menjaga jarak bahkan dengan orang yang tampak sehat sekalipun juga menjauhi kerumunan sebagai bentuk proteksi terbaik dari menghindari peluang penularan virus.

Menurut Wiku, masker juga masih menjadi senjata yang sempurna untuk menutupi mulut dan hidung ketika sulit menjaga jarak di ruang tertutup dan berada di tengah kerumunan yang memiliki sirkulasi udara minim.

Membersihkan tangan dengan menggunakan tisu basah berakohol, sabun atau air yang mengalir, juga menjadi etika penting mengadang lahirnya virus baru. Diharapkan pula masyarakat memahami pentingnya mencuci tangan setelah menutup hidung dan mulut ketika batuk.

“Didukung dengan edukasi kesehatan yang baik bahkan UNESCO sebagai lembaga pendidikan dan kebudayaan, telah menyusun sembilan aksi publik untuk menyongsong kehidupan pasca pandemi COVIID-19 yang salah satunya adalah dengan memastikan literasi ilmiah tidak terlepas dari kurikulum pendidikan formal,” kata dia.

Wiku juga meminta bagi siapa pun yang merasa memiliki gejala COVID-19 untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Sedangkan penguatan infrastruktur kesehatan harus terus ditingkatkan sebagaimana rekomendasi dari UNICEF sebagai lembaga peduli kesejahteraan ibu dan anak.

Perbaikan infrastruktur yang bisa dilakukan adalah perbaikan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan, perbaikan pencatatan dan pelaporan kasus atau surveilans, pemberdayaan masyarakat dan memasukkan vaksin COVID-19 ke program imunisasi rutin serta memperkuat aspek logistik dan pasokan material serta alat yang dibarengi dengan penelitian maupun program pengetahuan dan dokumentasinya di lapangan.

“Kemudian cukup tidur atau istirahat, tetap terhidrasi, makan makanan yang sehat dan bernutrisi serta tetap aktif dengan berolahraga. Kunci masyarakat tetap aman beraktivitas ialah menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” ujar dia. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya