Kronologi Bocah di Tasikmalaya Meninggal Usai Dipaksa Setubuhi Kucing

Ilustrasi perundungan.
Sumber :
  • ANTARA News/Andre Angkawijaya

VIVA Nasional – Bocah berusia 11 tahun yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) warga Singaparna Tasikmalaya, Jawa Barat, meninggal dunia usia mendapat perawatan di rumah sakit, Minggu 17 Juli 2022 malam lalu. Diduga bocah tersebut meninggal dunia setelah mendapat perlakuan perundungan (bully) dari beberapa orang dengan dipaksa harus berbuat tak wajar kepada seekor kucing.

Dirjen Kementerian Pertanian Bela-belain Patungan Rp500 Juta Buat Beliin Mobil Anaknya SYL

Kasat reskrim Polres Tasikmalaya, AKP Dian Pornomo, mengatakan bahwa pihaknya sudah mendapatkan informasi tersebut. Saat ini kasusnya sudah mulai ditangani pihak KPAI Tasikmalaya.

"Kami sudah mendapat informasi tersebut dan pihak KPAI sudah mulai menangani dan kami menunggu pelaporan," ujarnya, Rabu 20 Juli 2022.

Adipati Dolken Berencana Gak Sekolahkan Anak, Netizen Setuju: Gak Kepake Juga Ilmunya

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto mengatakan, setelah pihaknya mendengar informasi tersebut langsung melakukan investigasi. Ternyata video rekaman korban menyetubuhi kucing itu dilakukan pada akhir bulan juni lalu. 

"Awalnya kami mendapat informasi video viral bahwa anak menyetubuhi kucing. Setelah kami lakukan pendalaman, ternyata betul yang ada di video itu ada di suatu tempat di Tasikmalaya. Kemudian, kita mencoba mendalami, kita mendapatkan bahwa video itu dibuat pada bulan juni akhir," kata Ato Rinanto.

Gelombang Panas di Gaza, 2 Anak Palestina Dinyatakan Tewas

ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto

Photo :
  • tvOne

Menurut Ato, akibat dari depresi berat itu, korban mengalami penurunan psikis hingga akhirnya pada hari, Jum'at pekan lalu dilarikan ke RSUD SMC Tasikmalaya. Namun, anak malang itu nyawanya tak bisa terselamatkan, pada Minggu, 17 Juli kemarin meninggal 

"Jadi kronologinya ada anak 11 tahun kelas lima SD, berinisial F untuk menyetubuhi kucing. Kemudian dalam peristiwa itu direkam dan disebarkan. Efek dari disebarkannya itu, kemudian kami menduga anak itu mengalami depresi berat. Sampai pada hari Jum'at kemarin, dibawa ke rumah sakit SMC Singaparna. Sampai pada akhirnya, informasi yang kami dapatkan pada malam Senin kemarin meninggal," ucap Ato. 

Selain berdampak depresi berat pada korban, ternyata ke dua orang tua korban pun mengalami penurunan kondisi psikis. Pihak KPAID Kabupaten Tasikmalaya terus melakukan pendampingan terhadap keluarga korban hingga kasus ini selesai. 

"Setelah itu kami melakukan investigasi ke sana, kami mendapati ibu dan ayahnya juga masih terganggu kondisi psikisnya," ujar Ato. 

Ato menegaskan, sebelum adanya peristiwa perundungan ini, kondisi korban terbilang normal seperti anak biasanya. Namun, ketika video perundungan itu disebar oleh teman-temannya, korban alami perubahan kondisi psikis. Selain itu, kurangnya edukasi orang tua yang akhirnya memarahi anaknya hingga korban tak mau makan dan minum. 

"Kondisi anak itu semula normal, tapi mengalami perubahan ketika video itu tersebar. Saya mensinyalir kurangnya edukasi terhadap orangtuanya sehingga mengalami penurunan mental, dimarahin dan gak mau makan, maka kemudian dirawat, yang akhirnya meninggal," pungkas Ato.

Baca juga: Anak di Tasikmalaya Dipaksa Setubuhi Kucing, Depresi hingga Meninggal

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya