Keluarga Ungkap Tak Tahu Mustopa Bisa Menembak

Penembakan di kantor MUI
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Nasional – Perwakilan keluarga Mustopa, Fauziah mengatakan bahwa keluarga tak tahu bahwa Mustopa NR (60) bisa menembak. Pasalnya, pihak keluarga pun tidak mengetahui Mustopa belajar menembak dimana.

Respons Polda Metro Soal Kabar DPO Kasus Vina Cirebon Ada di Jakarta

Mustopa sendiri merupakan tersangka penembakan di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI), Menteng, Jakarta Pusat. Penembakan itu terjadi pada Selasa 2 Mei 2023 kemarin.

Tak hanya itu, Fauziah menjelaskan bahwa Mustopa tak bisa mengoperasikan komputer. Ia pun heran ada sebuah surat yang ditulis menggunakan ketikan di komputer.

Pengakuan Pelaku Membunuh Paman dan Jasadnya Dibungkus Sarung

Ia menduga bahwa surat itu diketik di rental komputer yang entah dimana lokasinya.

Pengakuan Juru Parkir Liar Istiqlal yang Patok Harga Rp150 Ribu

"Soal menembak tidak tahu belajar dimana. Sekolah hanya tamatan SD, tidak bisa komputer. Bisa menggunakan HP androit saja baru baru ini, diajarkan cucu-cucunya,” ujar Fauziah kepada wartawan dikutip Jumat 5 Mei 2023.

Kemudian, pihak keluarga Mustopa pun mendukung penuh jajaran Polda Metro Jaya untuk mengusut tuntas kasus penembakan di gedung MUI, Jakarta Pusat.

"Kami mendukung proses penyelidikan Polisi. Data data dan keterangan yang dibutuhkan kami berikan. Kami juga terimaksih didatangi Tim Polda Metro Jaya. Keluarga juga terbuka semua," kata dia.

Sejauh ini, Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya bersama Polda Lampung masih terus berupaya mencari tahu jenis senjata yang digunakan hingga asal muasal senjata tersebut.

Sebelumnya, Pihak keluarga Mustopa (60), pelaku penembakan kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI), buka suara terkait saldo rekening Mustopa yang mencapai ratusan juta rupiah.

Beredar isu, uang ratusan juta rupiah di rekening Mustopa diduga berasal dari kelompok teroris. Innifarizat (38), menantu Mustopa, membantah keras kabar itu.

Menurut dia, uang Rp 200 juta yang pernah masuk ke rekening Mustopa adalah uang suaminya Herdiansah (39), yang merupakan anak pertama Mustopa. Uang itu ditransfer Herdiansyah ke Mustopa untuk membeli sawah.

"Terkait rekening Rp 200 juta, sebenarnya itu uang anaknya, uang suami saya. Kami transfer melalui dia hanya untuk membayar sawah seharga Rp 200 juta," ujar Innifarizat, dikutip Jumat, 5 Mei 2023.

Innifarizat mengatakan, suaminya adalah seorang pekerja migran Indonesia (PMI) di Korea Selatan. Herdiansah berada di Negeri Ginseng sejak tahun 2014. Gaji pokoknya sebagai buruh di sana sebesar Rp 30 juta per bulan.

Menurut Innifarizat, suaminya mengirim uang ke rekening Mustopa jika ada keperluan saja. Misal ingin membeli sawah, mobil atau motor baru mengirim uang ke rekening ayahnya.

"Dana teroris ga benar. Almarhum ini orang biasa. Bermasyarakat biasa saja. Dia orang baik. Salat 5 waktu ga pernah tinggal. Puasa. Jadi yang dinamakan teroris dari bidang apa? Sedangkan dia sehari-harinya dia bermasyarakat biasa-biasa saja," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya