Usai Bolehkan Santri Berzina, Santri Ponpes Al-Zaytun Nyanyikan Lagu Yahudi

Ponpes Al Zaytun Indramayu
Sumber :
  • Tangkapan Layar: TikTok

Indramayu – Setelah membuat heboh publik karena membawakan lagu Havenu Shalom Aleichem, Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu, kembali membuat heboh. Kali ini, santri Al Zaytun membawakan lagu yang berjudul Hava Nagila yang mempunyai makna Marilah Bergembira. 

Ribuan Warga Yahudi Israel Memaksa Masuk dan Gelar Ibadah di Masjid Al-Aqsa

Lagu Hava Nagila ini merupakan sebuah lagu daerah yang berbahasa Ibrani dari bangsa Yahudi. Video tersebut viral di TikTok setelah diunggah @tokoh.id. 

Lagu berjudul Hava Nagila tersebut dibawakan oleh para santri dari Ponpes Al-Zaytun Indramayu saat menggelar acara wisuda ke-3 Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziz pada tanggal 20 Mei 2023 lalu. 

Rewind Rilis Lagu Tergesa-gesa, Maknanya Dalem Banget!

Ponpes

Photo :
  • 1486524

Unggahan dengan durasi mencapai tiga menit 36 detik tersebut sudah disaksikan oleh 140 ribu orang dan disukai oleh 891 orang. Unggahan tersebut juga mendapat berbagai komentar dari warganet. 

Iqbaal Ramadhan Bawa Vibes Jadul di Video Klip Terbaru, Netizen: Berasa di Jaman Jinny Oh Jinny

Dalam video itu, tampak para santri Ponpes Al-Zaytun begitu antusias membawakan lagu Yahudi tersebut. Terlihat juga para petinggi Ponpes Al-Zaytun Indramayu yang ikut bernyanyi Hava Nagila yang dibawakan oleh santri paduan suara tersebut. 

Selain membawakan lagu, mereka juga mengiringi tarian yang dilakukan oleh para santri penari yang terdiri atas santri laki-laki dan juga perempuan. Para penari juga turut antusias dalam melakukan gerakan mengikuti irama lagu Yahudi tersebut. 

Dengan kostumnya yang ramai, para penari itu juga tampak memukau hadirin yang hadir. Lagu Hava Nagila sendiri adalah sebuah lagu perayaan yang biasanya mahsyur di kalangan masyarakat Yahudi dan Roma serta menjadi suatu stapel penghibur kelompok Yahudi. 

Pimpinan

Photo :
  • 1481574

Melodinya merupakan sebuah melodi Hassidik dari asal usul yang tidak dikenal. Teks yang dipakai secara umum mungkin diubah oleh Abraham Zevi pada 1918 untuk merayakan perolehan Britania di Palestina saat Perang Dunia I dan Deklarasi Balfour. 

Unggahan tersebut sontak saja menuai beragam komentar dari warganet. Sebagian besar dari mereka dibuat gagal paham dengan pesantren pimpinan Syekh Panji Gumilang tersebut. 

"Ya Allah jadi pelajaran buat kita memondokan anak jngan di lihat dari bangunannya tapi liat dari ilmu yg di ajarkan," ujar warganet.

"Pengin tau aj alesan nya maksud tujuan apa hingga dia mau mereka mau mengikuti seperti itu," kata yang lainnya.

"Mikir dua kali nerima lulusan ini di dunia kerja," sambung warganet lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya