Pos Pengamatan: Guguran Lava Gunung Karangetang ke Kali Batang Mencapai 1.750 Meter

Petugas melakukan pengamatan visual awan panas Gunung Karangetang di Pos Pemantau Gunung Api (PGA) di Desa Salili, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Kamis, 7 Februari 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Adwit B Pramono

Manado – Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara menyebutkan jarak luncur guguran lava dari Gunung Karangetan ke Kali Batang sejauh 1.000 hingga 1.750 meter.

Terpopuler: Gempa Garut, Dewas Bongkar Perilaku Wakil Ketua KPK, Keluarga Polisi ke Jakarta

"Selain ke Kali Batang, guguran lava juga mengarah ke Kali Batuawang sejauh 1.000 hingga 1.500 meter, Kali Timbelang dan Kali Beha Barat sejauh 1.000 meter," ujar Ketua Pos PGA Karangetang Yudia P. Tatipang di Manado, Rabu, 28 Juni 2023.

Dia mengharapkan warga yang tinggal di sekitar kali yang aliran airnya berhulu di puncak Gunung Karangetang tetap waspada dan mengantisipasi dampak guguran lava tersebut.

BPBD DKI Ungkap 3 Sumber Ancaman Gempa di Jakarta

Anggota tim SAR memantau guguran erupsi Karangetang dari laut bagian barat Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Kamis, 7 Februari 2019.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Adwit B Pramono

Selain potensi awan panas guguran yang masih menumpuk di puncak kawah gunung itu, ujarnya, bahaya lainnya berupa luncuran material vulkanik yang sewaktu-waktu terjadi, terutama saat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Jumlah Rumah Rusak Akibat Gempa Garut Bertambah Jadi 110

Secara visual, katanya, pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 Wita asap dari kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 75-100 meter di puncak kawah.

Terekam juga 60 kali gempa guguran dengan amplitudo antara lima hingga 15 milimeter dengan durasi 30-518 detik, begitu pula dengan tremor menerus (mikrotremor) dengan amplitudo 0,5-3 milimeter, dominan dua milimeter.

"Tingkat aktivitas Gunung Karangetang saat ini siaga level III," ujarnya.

Gunung Karangetang, Sulawesi Utara

Photo :
  • bnpg.go.id

Dia berharap, beberapa rekomendasi diperhatikan, yaitu masyarakat dan pengunjung, wisatawan tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah barat daya dan tenggara sejauh 3,5 kilometer.

Masyarakat juga harus mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat, dan barat daya.

Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang airnya berhulu di puncak Gunung Karangetang meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga pantai. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya