Dengar Curhatan Korban TPPO, Menteri Risma Minta Calon Pekerja Migran Tak Tergiur Gaji Besar

Mensos Tri Rismaharini di Yogyakarta
Sumber :
  • Viva.co.id/ Cahyo Edi (Yogyakarta)

Sleman – Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) yang berada di Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY, Rabu 12 Juli 2023. Risma menemui 18 orang korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang ditangani oleh Kemensos RI.

Mendag Sebut Revisi Kebijakan Impor Rampung Pekan Ini, Simak Ketentuannya

Sejumlah 18 orang korban TPPO ini seluruhnya berasal dari Jawa Tengah dan ditemukan di Kulon Progo. Para korban TPPO ini dijanjikan kerja di New Zealand sebagai pemetik buah ceri dengan gaji 20 dollar New Zealand per jam.

Risma mendengarkan curhatan dari 18 orang korban TPPO tersebut. Mayoritas para korban TPPO ini terjerat utang dan berkeinginan melunasi dengan bekerja sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) di New Zealand.

Polisi Gagalkan Penyeludupan Puluhan PMI Ilegal di Perairan Sumut saat Menuju Malaysia

Mensos Tri Rismaharini di Yogyakarta

Photo :
  • Viva.co.id/ Cahyo Edi (Yogyakarta)

Usai mendengarkan curhatan para korban TPPO ini, Risma mengatakan pihaknya akan memberikan bantuan. Bantuan ini diantaranya untuk mengganti biaya pinjaman para korban yang dipakai untuk berangkat ke New Zealand.

Mensos Risma Berikan Pesan ke Konten Kreator: Tidak Usah Takut untuk Melangkah!

"Pertama, sebetulnya mereka menjadi pekerja migran karena ada tawaran menarik. Itu pastinya. Mereka juga punya masalah dan ternyata memang betul," kata Risma.

"Ya tadi sudah sepakat, kita akan bantu menyelesaikan yang untuk pinjaman yang untuk mereka berangkat. Kemudian (melakukan) pemberdayaan untuk mereka. Tentunya sebatas kemampuan kami," sambung Risma.

Mantan Wali Kota Surabaya ini menerangkan ada perbedaan motif korban TPPO yang ditemuinya di NTT dengan di Yogyakarta. Risma mengungkapkan jika masalah kemiskinan ekstrem ternyata bukan menjadi faktor utama para korban tergiur iming-iming bekerja di luar negeri.

"Kalau di NTT itu mereka karena misalnya mengelola lahan sulit, lalu mau jadi nelayan mereka tidak punya akses untuk alat tangkap dan sebagainya. Kalau di NTT memang relatif kemiskinan," ungkap Risma.

"Nah di sini mungkin ada (persoalan) semangat dan sebagainya. Saya coba kembalikan semangat dan kepercayaan dirinya. Semangat dan sebagainya itu yang harus kita tangani. Karena itulah saya bicara di sini. Insyaallah kita akan bantu," lanjut Risma.

Risma menuturkan untuk para korban TPPO yang ada di Kulon Progo dinilainya memiliki literasi usaha yang baik. Risma menyarankan agar para korban TPPO ini ikut ke gerakan Pahlawan Ekonomi Nusantara.

"Itu (di Pahlawan Ekonomi Nusantara) kita akan bantu literasi tentang bagaimana mengelola uang. Itu penting jadi banyak case mereka tidak tahu bagaimana mereka mengelola uang setelah mereka punya usaha. Nah itu kita ajarkan pada mereka bagaimana me-manage itu," ujar Risma.

"Tidak bisa misal keuntungan 100 dimakan 100. Gak bisa. Kita kontak juga OJK. OJK juga membantu literasi pengelolaan keuangan rumah tangga dan usaha," kata Risma.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya