Geliat Anggrek Dewata di Air Talas

Rumah produksi olahan jeruk di Desa Air Talas, Muara Enim, Sumsel.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lis Yuliawati

Muara Enim – Gapura bernuansa Bali berdiri kokoh di kanan dan kiri jalan. Gerbang tersebut menjadi tanda pintu masuk ke sebuah desa. Menyusuri daerah itu, tampak rumah-rumah berhias ornamen dari Pulau Dewata. Sebuah pura pun terlihat di salah satu sudut di sana.  

Masa RAFI 2024, Konsumsi Avtur Naik 10%

Adalah Desa Air Talas namanya. Berlokasi di Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, permukiman ini banyak dihuni para transmigran asal Bali. Mayoritas mereka merupakan petani jeruk siam. 

Di desa ini, jeruk siam tak hanya dijual dalam bentuk utuh, tapi juga dijadikan berbagai produk turunannya seperti makanan dan minuman. Sejumlah ibu di desa itu yang mengolah beragam produk tersebut. Kelompok ibu-ibu ini bernama Bude Arta Maju (Ibu-ibu Desa Air Talas Mengolah Jeruk) Kelompok Wanita Tani (KWT) Subur Makmur. 

2 Debt Collector yang Hendak Ambil Paksa Mobil Polisi di Palembang Jadi Tersangka

“Mulainya 2018,” ujar Ketua Bude Arta Maju KWT Subur Makmur Komang Meliasih saat ditemui VIVA bersama tim CSR Pertamina dan sejumlah media lainnya,  di Desa Air Talas, Selasa, 21 November 2023.

Suasana di Desa Air Talas, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim, Sumsel.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Lis Yuliawati
Mendag Zulhas Tegas Tolak Impor Bawang Merah di Tengah Lonjakan Harga

Kegiatan membuat ragam produk dari jeruk siam itu berawal ketika Pertamina datang ke Desa Air Talas memberikan bantuan bibit buah lewat program Corporate Social Responsibility (CSR). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu lantas mengajak ibu-ibu untuk mengolah jeruk siam menjadi berbagai produk.

Sekitar 35 orang emak-emak yang semula tergabung dalam kelompok senam itu pun langsung setuju. “Kalau senam aja cuma sehatnya saja, gimana kalau dapat income dari kumpul-kumpul itu. Semuanya mau,” ujar Bendahara Bude Arta Maju KWT Subur Makmur Luh Sari.

Sejak itu, mereka bekerja sama membuat makanan dan minuman dari bahan dasar jeruk. Pertamina EP Limau Field membantu  memberikan pelatihan dan peralatan. Terdapat empat produk yang dihasilkan yaitu sirop jeruk, selai jeruk, stik jeruk, pie susu jeruk. 

Pada awalnya, ada sejumlah kendala yang dihadapi. Di antaranya pada produk sirop yaitu air dan larutan siropnya menjadi terpisah setelah beberapa hari. Masalah itu dapat diatasi setelah para ibu terus menerus melakukan percobaan sehingga akhirnya bisa menemukan formula pas dalam meracik sirop. 

Kegiatan ibu-ibu ini sempat terhenti ketika COVID-19 melanda Indonesia. Sejumlah anggota pun mengundurkan diri hingga tinggal 11 orang. Usai pandemi, Bude Arta Maju telah kembali beraktivitas. 

Ibu-ibu Bude Arta Maju KWT Subur Makmur di Desa Air Talas, Muara Enim, Sumsel.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Lis Yuliawati

Saat ini, produk-produknya telah mengantongi izin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) sejak awal 2019 hingga sertifikasi halal pada 2023. “Pendampingan pengurusan izinnya dari Pertamina,” ujarnya.

Beragam produk itu dijual dengan cara melalui pemesanan lebih dulu. Ada juga yang dititipkan melalui gerai oleh-oleh. Pie susu menjadi produk favorit yang banyak digemari masyarakat.”20-30 kotak seminggu habis. Satu kotaknya Rp25 ribu isi 10,” ujar Meli.

Penghasilan kelompok ini tak tentu. Jika sedang ramai pesanan dan pameran-pameran, mereka bisa meraih jutaan rupiah. “Pernah satu bulan enggak ada penghasilan. Kalau pas lagi rame bisa Rp 2 juta per bulan,” katanya.

Untuk menggenjot pemasaran, Pertamina membantu Bude Arta Maju memasarkan produk lewat online hingga bakal membuat website. "Sudah pasang internet. Akhir tahun ini website-nya," ujar Community Development Officer (CDO) Limau Field Dedo.

Bude Arta Maju ini merupakan bagian dari program Agribisnis Penggerak Desa Wisata Air Talas (Anggrek Dewata) yang inisiasi PT Pertamina EP Limau Field. Program Anggrek Dewata ini mencoba untuk mengembalikan kondisi awal agrowisata di Desa Air Talas melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. 

“Anggrek Dewata menjadi komitmen kami dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di ring 1 EP Limau Field yang berfokus kepada ESG dan target SDG’s,” ujar Senior Manager (SM) Limau Field Dadang Soewargono.

Pada program Bude Arta Maju ini berupaya untuk menjawab permasalahan terkait jeruk siam yang terklasifikasi, yaitu jeruk kualitas kedua. Sebelumnya, jeruk kualitas kedua ini dijual dengan harga murah akibat rasanya yang tidak terlalu manis atau cenderung masam. 

Kini, dengan diolah menjadi menjadi beragam produk turunan, jeruk siam tersebut memiliki nilai jual yang tinggi. Melalui program ini juga dapat memberikan pekerjaan dan penghasilan tambahan bagi para ibu.

Pie susu jeruk, salah satu produk favorit dari Bude Arta Maju KWT Subur Makmur.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Lis Yuliawati

Melalui Bude Arta Maju, Pertamina EP Limau Field berkomitmen untuk memberdayakan perempuan, dengan memberikan pelatihan terkait diversifikasi jeruk, pelatihan social market, hingga pembuatan rumah produksi olahan jeruk.

Dalam program Anggrek Dewata juga ada program Budidaya Jeruk Siam (Bu Jusi). Ini merupakan program yang berupaya untuk mengembalikan kondisi pertanian jeruk siam di Desa Air Talas, dengan memanfaatkan jamur Trichoderma sp sebagai obat untuk membasmi hama CVPD.

PT Pertamina EP Limau Field memberikan bantuan berupa pelatihan dalam pemanfaatan jamur trichoderma hingga membangun pusat studi untuk mendukung keberlanjutan program dan petani di Desa Air Talas.

Petani Jeruk bersama tim Pertamina di Desa Air Talas, Muara Enim, Sumsel.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Lis Yuliawati

“Teman-teman  CSR dari 2018 sudah masuk, menampung aspirasi kami apa yang dibutuhkan. Kita sekarang produksi Trichoderma dalam skala besar,” ujar Khairil Anam, petani jeruk. 

Tak hanya mengembangkan Trichoderma lewat Bu Jusi, dalam program Anggrek Dewata juga ada Pupuk Cair Organik dari Limbah Kulit Jeruk (Puteri Jelita). Pada progam ini jeruk siam kualitas ketiga atau busuk diolah kembali menjadi pupuk cair organik.

“Anggrek Dewata telah terbukti merubah sistem pertanian menjadi ramah lingkungan dan mengentaskan angka kemiskinan serta memberikan manfaat lebih dari 900 orang,” ujar Dadang.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya