Sudah 10 Tahun Berbisnis, Tersangka Akui Perdagangkan 400 Ekor Anjing dalam Sebulan

Para tersangka kasus perdagangan anjing ilegal yang ditangkap Polrestabes Semarang
Sumber :
  • tvOne/Didiet Cordiaz

Semarang - Lima orang ditetapkan sebagai tersangka atas kasus perdagangan anjing untuk dijagal yang menggegerkan publik. Salah satu tersangka, Donal Harianto alias DH diketahui merupakan pelaku utama perdagangan anjing. 

Terkuak, Ini Peran 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah

Donal diamankan di GT Kalikangkung Kota Semarang pada Sabtu, 6 Januari 2024, malam. Tersangka DH diamankan bersama empat pegawainya yakni Ariyoto (49), Wagimin (62), Sulasno (48) dan Ervan Yulianto (29). Para tersangka ini juga merupakan warga Gemolong Kabupaten Sragen.  

Di hadapan polisi dan awak media, Donal mengaku sudah lama menjalankan bisnis memperdagangkan anjing itu. Dirinya menyebut mendapatkan pasokan hewan mamalia itu dari Jawa Barat seperti Garut, Tasikmalaya, Sumedang dan Subang.

Followers TikToker Gali Loss Melejit Buntut Konten Hewan Ngaji, Polisi: Dia Tak Berpikir Panjang

"Beli di 11-12 titik daerah Jawa Barat dibeli Rp. 250 ribu (per ekor) saya jual Rp.350 ribu. Saya sudah beli siap (diikat dan dikarungin). Saya mungkin 10 tahun bisnisnya sebulan bisa jual 300-400 ekor anjing," kata DH saat rilis kasus di Mapolrestabes Semarang, Rabu, 10 Januari 2024.

Detik-detik Polisi Mengamankan Truk Bermuatan Ratusan Anjing

Photo :
  • Instagram: ananta_lie
5 Orang jadi Tersangka Baru Korupsi Timah, Siapa Saja Mereka?

Donal mengaku menjual anjing wilayah Solo Raya, dan selalu dalam kondisi hidup. Pembelinya adalah pelanggan tetap.

"Kalau disini saya jual hidup, ya ada yang buat diseleksi buru biawak, mungkin ada yang diseleksi buat cari tikus di sawah, dan ada juga untuk dikonsumsi tapi saya juga kurang tahu karena saya jualnya hidup. Pelanggan saya banyak juga, kurang hafal pelanggan sekitar 20-an," ujarnya

Lebih lanjut, Donal tak mengetahui bagaimana anjing yang dipasok itu didapatkan, karena ia juga mengandalkan orang lain. "Kalau disana yang cari orang sana, dia biasanya keliling kampung beli dari petani gak mungkin nyuri sebanyak itu," paparnya.

Ia juga mengaku pernah mengkonsumsi daging anjing. Alasan ia terus menjalankan bisnis jual-beli anjing ini lantaran sudah terbiasa.

"Sekarang kita mau berhenti saja, soalnya kita tidak tahu ada larangan karena kita kan juga berusaha cari dokumen resmi," tuturnya.

Sementara itu, Wakapolrestabes Semarang, AKBP Wiwit Ari Wibisono mengatakan jika para pelaku melanggar peraturan terkait kesehatan hewan dan pemindahan hewan sakit ke dari suatu daerah ke daerah lain atau sesuai dengan UU No.18 Tahun 2009 jo Pasal 55 KUHP, Pasal 89 ayat 2 UU 18. Hal ini dimungkinkan dapat membawa suatu wabah virus yang membahayakan kesehatan manusia.

"Dan juga terkait dengan penyiksaan hewan Undang-Undang peternakan dan kesehatan. Anjing ini memang dijual dan hasil curian karena ada jerataan diluar," ucap dia.

Ia juga menjelaskan jika kasus ini terungkap setelah adanya laporan masuk melalui Aplikasi Libas. 

Dari informasi itu kemudian pihaknya melakukan pemeriksaan dan mengamankan lima orang dan 226 anjing dalam keadaan terikat yang diangkut dalam bak truk terbuka.

"Terinfo truk plat B tidak terdaftar. Lalu dari hasil pemeriksaan mereka tidak lewat tol, keluar tol. Akan dijual ke Kabupaten Klaten nanti keluar tol akan ada yang membeli dibawa ke mobil bak seperti ecer begitu," imbuhnya

Laporan: Didiet Cordiaz/tvOne Semarang

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya