BMKG:  Bibit Siklon 96S Kuatkan Potensi Cuaca Ekstrem pada Masa Arus Mudik

Ilustrasi - Cuaca ekstrem yang melanda wilayah perairan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sumber :
  • ANTARA/Kornelis Kaha

Karawang - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi terjadinya cuaca ekstrem selama arus perjalanan mudik Idul Fitri 2024 di wilayah Jawa Timur hingga beberapa daerah di Indonesia bagian timur meningkat seiring timbulnya keberadaan bibit siklon 96S.

Pemicu Guncangan Gempa Garut Terasa ke Wilayah Pesisir Jabar Termasuk Sukabumi

“Bibit siklon 96S tersebut teridentifikasi timbul berpusat di sekitar Laut Sawu,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto saat dikonfirmasi dari Karawang, Jawa Barat, Kamis, 4 April 2024.

Ia menjelaskan, bibit siklon 96S itu mempengaruhi kecepatan angin maksimum berkisar 28-37 kilometer per jam dengan tekanan pada pusatnya sekitar 1.007 mb.

Gempa Garut Terasa hingga Bandung, BMKG: Jenis Menengah dan Tak Berpotensi Tsunami

Arsip Foto. Gelombang tinggi menerjang bagian wilayah Teluk Labuan, Banten.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/foc/pri.

Berdasarkan analisa BMKG diketahui pergerakan angin maksimum akibat tekanan yang ditimbulkan mengarah ke arah barat daya hingga selatan atau menjauhi perairan selatan Nusa Tenggara Timur.

Kesaksian Warga, Gempa Garut Dirasakan Besar dan Terdengar Rumah Gemeretak dan Kaca Bergetar

Dengan kondisi demikian maka, menurut dia, sistem bibit siklon 96S tersebut meningkatkan potensi risiko sedang hingga tinggi dalam periode dua atau tiga hari ke depan.

Pihaknya memprediksi siklon akan meningkatkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Selanjutnya, meningkatkan potensi angin kencang di sekitar Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Hujan lebat dan banjir (ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/HO/H. Prabowo

Bahkan juga dapat menimbulkan gelombang tinggi 1.25 - 2.5 meter di sekitar samudera Hindia selatan Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Selat Sumba bagian barat, Perairan selatan Pulau Sumba, Perairan Selatan Kupang - Pulau Rote, dan Laut Sawu bagian selatan.

Guswanto menambahkan bahwa signifikansi kondisi cuaca di wilayah Indonesia ini juga didukung oleh Aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial masih terpantau dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia dalam periode yang bersamaan. Termasuk, suhu muka laut yang hangat juga berperan dalam menyediakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan di wilayah Indonesia.

“Oleh sebab itu BMKG meminta semua pihak untuk lebih berhati-hati dan tetap waspada saat melakukan aktivitas beberapa hari ke depan. Khususnya para pemudik periode Lebaran yang diharapkan memantau perkembangan cuaca sebelum melakukan perjalanan,” ujarnya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya