Kisah Unik Penyamaran Intel Anggota Kopassus Jadi Penjual Durian

VIVA Militer: Anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat
Sumber :
  • Youtube

Jakarta – Sebuah cerita menarik muncul tentang bagaimana anggota intelijen dari Kopassus mengubah penampilan mereka dari seorang pedagang durian menjadi seolah-olah telah meninggal. Kopassus, yang dikenal karena kemampuan khususnya dalam pertempuran, menunjukkan kembali keahlian mereka dalam beradaptasi dengan situasi. 

5 Fakta Tersembunyi Hubungan Iran dan Israel, Pernah Seharmonis Ini

Berikut adalah kronologi cerita tentang bagaimana seorang prajurit intel Kopassus berpura-pura menjadi penjual durian, lalu mengubah penampilannya menjadi mayat.

Sersan Badri, yang bukan namanya sebenarnya, memutuskan untuk mengambil risiko besar dengan menyamar demi memasuki wilayah musuh, dalam upaya memadamkan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), bahkan jika nyawa menjadi taruhannya. Selama perjalanannya, ia harus melewati pos penjagaan dan pemeriksaan yang ketat oleh aparat. Setiap kali melewati pos tersebut, ia selalu diminta untuk memberikan bagian dari durian yang dibawanya.

Top Trending: Hal yang Terjadi Jika Indonesia Tak Dijajah hingga Tawuran Brutal Antar Pelajar

VIVA Militer: Apel Pasukan Kopassus (ilustrasi).

Photo :

"Saya beri dua buah durian justru dimarahi lalu ditempeleng. Katanya, kalau untuk GAM pasti saya memberi banyak. Di sini ada satu peleton anggota yang berjaga, mana cukup kalau cuma dua buah durian?" katanya.

Kenang Jenderal Wismoyo, Prabowo: Ajaran Beliau Bawa Saya Sampai Mendapat Mandat Rakyat

Badri tidak tanpa alasan melakukan penyamaran ini. Dalam situasi konflik yang melanda, sulit bagi siapa pun untuk menyusup ke dalam masyarakat Aceh yang masih trauma akibat konflik yang berkepanjangan. Oleh karena itu, ia memilih untuk menyamar sebagai seorang pedagang buah asal Aceh yang sedang merantau.

Peran sebagai pedagang buah memberikan Badri kebebasan untuk berpindah dari Medan, Sumatera Utara, hingga ke Lhokseumawe di Aceh Utara, sembari menjalankan bisnis buahnya yang pada akhirnya membawanya masuk ke dalam jantung gerakan GAM. Proses ini memakan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan kepercayaan dari pihak GAM.

VIVA Militer: Pasukan elit Kopassus

Photo :
  • youtube

Kisah lain, seorang prajurit bernama Prada Pardjo menyamar sebagai mayat di antara tumpukan jenazah rekan-rekannya. Kejadian ini terjadi saat ia ditugaskan dalam operasi perebutan Irian Barat antara tahun 1961 dan 1962.

Pada saat itu, Pardjo bergabung dengan Pasukan Gerak Tjepat (PGT), yang sekarang dikenal sebagai Paskhas, dan dikerahkan ke hutan Papua. Namun, mereka disergap oleh Korps Marinir Kerajaan Belanda di wilayah Fakfak dan kalah dalam pertempuran tersebut. Pardjo dan rekan-rekannya terpaksa harus mundur.

Ketika situasi dianggap sudah aman, pasukan Pardjo mencoba untuk menyusup kembali. Namun, mereka dikejutkan oleh pemandangan perkampungan yang telah hancur akibat serangan yang dilakukan oleh pihak Belanda.

PGT kemudian memutuskan untuk beristirahat di sekitar kampung tersebut. Tidak lama kemudian, mereka diserang oleh tentara Belanda dan terlibat dalam pertempuran sengit. Beberapa rekan Pardjo tewas dalam serangan tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya