- SP/Eko Suswantoro
VIVAnews - Merebaknya kasus cuci otak dan perekrutan Negara Islam Indonesia (NII) di kalangan mahasiswa membuat kampus mulai melancarkan aksi antisipasi. Seperti Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berencana membuka Crisis Center.
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Musa Asy'ari, mengatakan pihaknya akan mengidentifikasi mahasiswa yang masuk NII. "Berapa orang yang terdata, akan kami tangani di Crisis Center itu," kata Musa, Selasa 26 April 2011.
Sebagai pusat perlawanan terhadap terorisme, kata Musa, UIN akan memproses mahasiswa yang masuk NII dengan berbagai cara, salah satunya dialog. "Kalau mau melakukan perlawanan [terhadap ajaran menyimpang], tapi diri kita masih sakit, bagaimana," ungkapnya.
Senin kemarin, Polda Jawa Timur mencatat enam nama yang diduga aktif merekrut dan memberi materi cuci otak kepada sejumlah mahasiswa di Malang. Kepolisian pun mengejar keenam orang tersebut untuk dimintai keterangan.
Namun, kepolisian menghadapi kendala dalam mengungkap kasus cuci otak kelompok yang diduga atas nama NII tersebut. Pasalnya, para korban cuci otak masih belum stabil sehingga sulit dimintai keterangan.
Modus operandi cuci otak mahasiswa ini diawali dari diskusi di berbagai tempat secara berpindah-pindah. Lokasinya, mulai dari kampus sampai pusat-pusat perbelanjaan di kawasan Malang.
Laporan: Erick Tanjung | Yogyakarta