- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD dan dua hakim MK, Harjono dan Maria Farida Indrati, hari ini memberikan keterangan sebagai saksi dalam kasus surat palsu. Untuk meringankan tersangka, mantan panitera MK, Zaenal Arifin Hoesein.
"Kami datang bertiga bukan karena dipanggil oleh polisi, tapi saya datang atas kemauan untuk menjadi saksi meringankan," kata Mahfud usai diperiksa di Mabes Polri, Kamis 29 September 2011. Dia menambahkan, kedatangannya atas permintaan Zaenal.
Oleh karena itulah, Mahfud menambahkan, pihaknya menafsirkan, tak perlu meminta izin presiden. "Alhamdulillah, pemeriksaan lancar dan cepat, tadi tidak lebih dari satu jam. Kami menyampaikan semua yang kami tahu terkait kasus ini," kata dia.
Mahfud dan dua hakim MK diperiksa secara paralel di ruangan terpisah.
Mahfud berharap, tambahan keterangan pihaknya akan memperlancar penanganan kasus. "Semoga langkah-langkah dari Mabes akan lebih cepat," kata dia.
Mantan menteri pertahanan itu lantas menambahkan, dirinya tak pernah menuduh polisi tak profesional dalam kasus ini. "Saya tidak pernah bicara seperti itu, saya tidak akan ikut campur. Polisi tahu standar," kata Mahfud. "Keyakinan saya, masalah ini akan selesai."
Polisi baru menetapkan dua tersangka dalam kasus surat palsu MK. Pertama, mantan staf Panitera Mahkamah Konstitusi Mashyuri Hasan dan mantan panitera MK, Zaenal Arifin.
Kasus surat palsu MK mencuat saat rapat dengar pendapat dengan DPR, Mahfud melontarkan adanya kasus pemalsuan surat MK. Sekretaris Jenderal MK bahkan sudah melaporkan Andi Nurpati--yang pada tahun 2009 itu masih menjadi komisioner Komisi Pemilihan Umum-- ke polisi atas dugaan pemalsuan. (umi)
Tetap Kompak, Momen Eko dan Akri Jenguk Parto, Minta Penggemar Jangan Khawatir Hal Ini
Dalam kesempatan itu, Akri juga meminta kepada penggemar ataupun teman-teman dari Parto agar tidak perlu khawatir karena saat ini kondisi kesehatan sang komedian.
