Ketua DPRD Sumatera Utara Tewas di Tengah Demo

Polda Sumatera Utara Bantah Kurang Pasukan

VIVAnews - Kepolisian Daerah Sumatera Utara membantah pengamanan aksi demonstran yang menewaskan Ketua DPRD Abdul Aziz itu kurang proporsional. Pengerahan pasukan yang dilakukan saat aksi berlangsung dilakukan secara bertahap.

"Pasukan bertambah bertahap tidak sekaligus. Karena demonstran juga datangnya bertahap bertambah," ujar juru bicara Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Komisaris Besar Polisi Baharuddin Djafar dalam keterangan kepada VIVAnews melalu telepon, Rabu 4 Februari 2009.

Baharuddin mengakui saat awal pengerahan pasukan jumlahnya tidak banyak, sekitar 100 orang. Sebab, jumlah para pendemo pun hanya sekitar 500 orang. Apakah mobil watercannon (pembubar massa) dan pagar kawat dikeluarkan? "Belum, karena masih bertahap," ujar Baharuddin.

Sebelumnya, menurut pengamat hukum pidana dari Universitas Indonesia, Rudi Satrio, seharusnya polisi mengeluarkan mobil pembubar aksi massa atau watercannon, bila jumlah demonstran sudah mencapai angka dua ribu. Polisi juga sepatutnya memasang pagar kawat untuk menghalau massa.

Berdasarkan kronologis versi Markas Besar Polri, saat massa memasuki ruang sidang paripurna, Abdul Aziz sempat dibawa ke salah satu ruang di dalam Gedung DPRD. Lalu di ruangan itu Abdul Aziz mengalami pingsan. Sekretaris Partai Golkar Sumatera Utara itupun dibawa ke Rumah Sakit Gleneagles. Akhirnya korban meninggal dalam perjalanan. Dugaan sementara Abdul Aziz tewas dikeroyok demonstran, tetapi polisi menilai korban tewas karena penyakit jantung.

BRIN Dukung Industri Kendaraan Listrik Nasional Lewat Pameran IEMS 2024, Catat Tanggalnya
Dok. Istimewa

Polisi Bongkar Home Industri Narkoba Sintetis di Perumahan Mewah Sentul

Polisi membongkar home industri narkoba berjenis sintetis di kawasan perumahan mewah Mountain View Sentul City, Bogor Jawa Barat.

img_title
VIVA.co.id
28 April 2024