OPM Papua

Bupati: Tak Ada Pertumpahan Darah di Paniai

Ilustrasi/Pencarian kelompok bersenjata di Papua
Sumber :
  • Banjir Ambarita| Papua

VIVAnews -- Terkait aksi penyerangan dan pendudukan markas OPM di Eduda Paniai Papua, oleh pasukan Brimbo Mabes Polri, Bupati Paniai Naftali Yogi memastikan kondisi wilayahnya sampai saat ini aman dan terkendali.

"Paniai aman dan kondusif, aktivitas warga berjalan dengan baik dan lancar pasca pendudukan markas OPM Eduda. Warga juga tidak resah lagi dari gangguan kelompok bersenjata itu," ujar Bupati kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis 22 Desember.

Naftali juga memastikan tidak ada korban warga sipil dalam aksi penyerangan dan pendudukan itu. "Memang warga sempat resah tapi tidak ada pertumpahan darah," ungkapnya.

Apa  sikap Pemda Paniai terhadap aksi penyerangan itu? Sepanjang itu dilakukan secara persuasif, profesional, terukur, serta dipastikan tidak menimbulkan korban jiwa dari warga sipil,  katanya, Pemnda sangat  mendukung. "Yang penting warga sipil harus dilindungi dan itu tidak bisa ditawar-tawar," paparnya.

Aksi penyerbuan dan pendudukan markas OPM Eduda oleh Brimob, katanya, adalah kebijakan pemerintah pusat, karena selama ini Paniai dianggap salah satu kantong dan tempat beroperasinya kelompok OPM. "Ini kebijakan pusat bukan pemerintah kabupaten atau provinsi, Paniai dianggap salah satu wilayah rawan kelompok separatis, sehingga ada kebijakan penyerangan terhadap kantong-kantong mereka," ucapnya.

Terkait keresahan warga, terutama akan adanya aksi balasan dari OPM, Bupati menyatakan, pihaknya akan berupaya melindungi warga. "Sudah kewajiban pemerintah melindungi warganya dari gangguan kelompok OPM," singkatnya.

Namun, kata Bupati, keresahan warga tidak terlepas dari trauma masa lalu, dimana, Paniai sempat dijadikan salah satu wilayah DOM. "Ketakutan warga masih terngiang sampai sekarang, jangan sampai daerahnya dijadikan DOM lagi," tandasnya. 

Dari pantauan langsung, sepuluh hari pasca penyerangan dan pendudukan Markas OPM Eduda, situasi Paniai kondusif, warga terlihat beraktivitas tanpa merasa ketakutan.

Markas OPM Eduda berdiri sejak tahun 1982, dibawah pimpinan Tadius Yogi. Namuna semenjak pimpinan dialihkan kepada anaknya John Magay Yogi, kelompok ini kerap melakukan serangkaian aksi. Seperti merampas senjata api milik polisi, membakar jembatan dan memeras serta merampas harta warga kampung.

Kekuatan OPM Eduda diperkirakan 800 personil. Setelah markasnya diduduki, sampai saat ini tidak diketahui ke mana berpindah markas. Pasukan Brimob masih terus melakukan pengejaran.

Laporan: Banjir Ambarita| Papua

Jokowi Akui 90 Persen Bahan Produksi Farmasi Masih Impor
Nikita Mirzani

Masalah dengan Ajudannya Memanas, Nikita Mirzani Tetap Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto

Terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Presiden dan Gibran Rakabuming sebagai Wakil Presiden RI disambut dengan penuh suka cita bangsa Indonesia. Termasuk Nikita Mirzani.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024