- ANTARA/Noveradika
VIVAnews - Berduyun-duyun, warga membawa penganan yang ditata sedemikian rupa di atas tampah. Makanan yang dibawa sederhana saja, tumpeng nasi putih lengkap dengan lauk, sayur, dan buah. Jumlahnya 200 tampah.
Warga kemudian membawa tumpeng nasi tersebut kirab dan berakhir di di halaman Pos Pantau Merapi 149.070 MHz Desa Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. Kirab ini sebagai bentuk peringatan bencana alam mahadasyat, erupsi Gunung Merapi.
Warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi menjadikan peringatan dua tahun erupsi Merapi ini sebagai sarana refleksi dan mengenang bencana dahsyat itu. Klik fotonya di
5 November 2010, Merapi mencapai puncak muntahan lava, setelah menggeliat sejak bulan September. Di tengah kegelapan malam, warga yang tinggal di radius 20 kilometer dari gunung harus lekas mengungsi.
Letusan ini disertai suara gemuruh yang terdengar hingga kota Yogyakarta bagian utara. Abu vulkaniknya terbang sampai ke wilayah Jawa Barat, seperti Bogor, Tasikmalaya, dan Bandung.
Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM R Sukhyar mengatakan, saat itu, letusan 2010 berbeda dan lebih besar dibanding letusan tahun 1997, 2001 maupun 2006. Berdasarkan rekaman aktivitas Merapi selama ini, letusan tahun itu hampir menyamai letusan tahun 1872.
Dalam letusan besar itu, Juru Kunci Gunung Merapi, Ki Surakso Hargo atau Mbah Maridjan tewas setelah menolak turun gunung. Lebih dari 80 orang tewas karena terkena awan panas atau yang biasa disebut wedhus gembel.
BRIN Dukung Industri Kendaraan Listrik Nasional Lewat Pameran IEMS 2024, Catat Tanggalnya
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi menggelar kick off pameran Indonesia Electric Motor Show 2024 (IEMS 2024). IEMS akan kembali diintegrasikan InaRI Expo 2024.
