Sumber :
- VIVAnews/ Tudji Martudji
VIVAnews
- Sejak lahir hingga saat ini berumur 10 tahun, Siti Lestari Kurniawati, anak pertama pasangan Nurul Huda (30) dan Rosanah (28), warga Dusun Laok, Desa Bilaan, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, tergolek tak berdaya. Tubuh Siti Lestari terus mengecil, kurus kering dan menyusut tak mampu melawan penyakit lumpuh layuh dan kekurangan gizi.
Siti setiap hari ditemani neneknya, Satini. Cucu pertama Satini ini tak mampu berbuat apa-apa, tubuhnya hanya tinggal tulang dibalut kulit dan kaku tak mampu digerakkan. Menghadapi kenyataan itu, keluarga miskin yang buta huruf itu tak mampu berbuat apa-apa termasuk untuk berobat ke rumah sakit, karena tidak punya biaya.
"Tidak ada biaya. Buat makan sehari-hari saja kurang. Orang tuanya merantau, ibunya jadi pembantu rumah tangga dan bapaknya menjadi supir di Malang," ucap Satini dengan Bahasa Madura.
Siti ditidurkan tanpa alas kasur di balai bambu di teras rumah. Keluarga miskin ini mengatakan perangkat pemerintahan di desanya tidak ada tanggapan dan upaya memberikan bantuan pengobatan. Entah perangkat desa setempat itu tidak mengetahui atau memang pura-pura tidak tahu, mereka mengaku hanya pasrah.
"Tidak ada yang tahu, atau mungkin sengaja tidak mau tahu," lanjut nenek itu sambil terisak.
Baca Juga :
BRIN Dukung Industri Kendaraan Listrik Nasional Lewat Pameran IEMS 2024, Catat Tanggalnya
Tanpa buang waktu, perintah itu segera dilakukan. Dengan mengendarai dua unit mobil, tim pun berangkat menuju desa terpencil di Pamekasan, Madura. Dilanjutkan dengan berjalan kaki hingga akhirnya sampai di rumah tinggal nenek Satini.
Wahyu Suparyono menambahkan, yang dilakukan adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat kurang beruntung, termasuk yang dialami oleh Siti. Untuk meringankan biaya pengobatan, perusahaan memberikan bantuan Rp20 juta.
"Saya berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan Siti, kedepannya Pelindo III terus melakukan beragam kegiatan positif sebagai kontribusi terhadap masyarakat, baik di bidang kesehatan, sosial dan bidang lingkungan," ujar Wahyu.
Edi menambahkan, melalui program tersebut diharapkan ada banyak pihak yang bermitra untuk bersama-sama meningkatkan kualitas gizi masyarakat yang disalurkan di lokasi kumuh, padat dan miskin. (adi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Tanpa buang waktu, perintah itu segera dilakukan. Dengan mengendarai dua unit mobil, tim pun berangkat menuju desa terpencil di Pamekasan, Madura. Dilanjutkan dengan berjalan kaki hingga akhirnya sampai di rumah tinggal nenek Satini.