Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin, Rabu 13 Agustus, meminta Pemerintah, dalam hal ini aparat Kepolisian dan Badan Intelijen Negara (BIN), untuk memberikan data-data lengkap tentang individu dan kelompok gerakan Islam garis keras di tanah air. Dengan data-data itu MUI berharap bisa berperan melakukan pembinaan mencegah gerakan ekstrimis dan berkembangnya gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia.
"Saya dari kalangan ormas Islam dan MUI meminta Pemerintah, tolong beri kami data itu. Siapa sih yang dituduh, terindikasi kelompok radikal, supaya kami tahu. Kalau kami tahu, bisa dilakukan pembinaan," kata Din dalam perbincangan dengan
VIVAnews
di Jakarta.
Din mengatakan, Pemerintah seharusnya sudah mengidentifikasi semua jaringan kelompok teroris tersebut. Sehingga mudah ditangani, dan tidak meresahkan masyarakat.
"Seharusnya Pemerintah Indonesia sudah punya data dan mengidentifikasi siapa mereka (Kelompok Teroris) itu. Data ini penting untuk dilakukan pembinaan," ujarnya.
Din menuturkan, berdasarkan informasi yang ia peroleh, para kelompok teror di tanah air merupakan alumni milisi yang dulu jadi relawan berperang di Afganistan. Mereka direkrut pada kurun waktu 1979 hingga 1980-an oleh intelijen CIA dengan dukungan BIN untuk berperang melawan Uni Soviet, kini Rusia.
"Data itu kan harusnya ada. Ini kok saya justru heran (kepada Pemerintah), seandainya data itu tidak ada ya tidak apa-apa. Tapi, kita sering dengar, ini kelompok Cirebon, kelompok Santoso, kelompok Sragen, Bima dan sebagainya. Berarti kan ada identifikasi kelompok-kelompok tersebut," imbuhnya.
Baca Juga :
Kinerja Indosat Cemerlang
Beli BBM di SPBU Pertamina Hari Ini Dapat Promo
Promo ini berlaku untuk seluruh SPBU Pertamina yang sudah terkoneksi dengan aplikasi MyPertamina.
VIVA.co.id
2 Mei 2024
Baca Juga :