BBM Naik, Warga Madura Krisis Listrik

Nelayan tak melaut
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Saiful Bahri
VIVAnews
- Warga yang tinggal di Kepulauan Ra'as, Sumenep, Madura mengeluhkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM bersubsidi. Pasalnya, kebijakan itu membuat mereka harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membayar listrik.


Salah seorang warga, Fauzi menjelaskan, warga di kepulauan mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Akibatnya, saat pemerintah menaikkan harga BBM mereka langsung merasakan dampaknya. Menurut dia, tarif listrik naik sekitar Rp20  ribu, menjadi 45 ribu  per bola lampu. Padahal sebelum BBM naik, untuk ukuran lampu 5-8 watt warga hanya membayar Rp25 ribu per lampu setiap bulan.


Kepulauan di Sumenep umumnya hanya dialiri listrik selama 12 jam setiap hari. Ada sekitar 23 jiwa yang menghuni Kepulauan Ra'as. Dari sepuluh pulau kecil, hanya tujuh pulau yang berpenghuni. Selain mengandalkan PLTD, sebagian kecil warga memiliki mesin diesel sendiri yang digunakan sebagai pembangkit listrik pribadi.
Posting Foto Gelas Starbucks saat Umroh Dikecam, Zita Anjani Tantang Balik Masyarakat Untuk Ini


Mohamed Salah Rahasiakan Penyebab Ribut dengan Klopp
Tak hanya itu, kenaikan harga BBM juga membuat nelayan di pulau ini tak melaut. Hamdan, salah satu nelayan mengatakan, mereka tidak melaut karena tingginya biaya operasional.

Mobil Sport Listrik Ini Akhirnya Bisa Dipesan, Harga Rp1,1 Miliar

"Untuk mendapatkan BBM saja sulit. Dan harganya melambung tinggi, kita bisa-bisa tidak makan pak." ujarnya.


Saat ini harga BBM eceran di Kepulauan Ra'as untuk jenis premium mencapai Rp13 ribu per liter. Sementara untuk solar mencapai 11 ribu per liter. Warga berharap, pemerintah segera menemukan solusi yang tepat guna mengatasi kondisi tersebut.


Veros Afif/Madura

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya