Satu Awak Kapal Thailand Malah Sedih Dipulangkan

Seorang Awak Kapal Thailand Malah Sedih Akan Dipulangkan
Sumber :
  • Angkotasan/Ambon
VIVA.co.id
Hanyut, Dua Warga Filipina Ditemukan Selamat di Kalimantan
- Sebanyak 68 orang awak kapal asal Thailand yang bekerja di perusahaan perikanan di Maluku akan dipulangkan negara mereka pada Kamis, 9 April 2015. Pesawat militer Thailand akan datang menjemput mereka.

Sembilan Nelayan Jawa Tengah Gugat Menteri Susi

Sebagian dari mereka mengaku senang akan dipulangkan karena bakal bertemu keluarga. Sebagian mereka sudah bertahun-tahun bekerja di laut Maluku. Bahkan ada di antara mereka yang sudah bekerja selama tujuh tahun di laut Maluku.
Selamat Hari Penghapusan Perbudakan Internasional


Apet, seorang dari mereka, mengaku sudah tujuh tahun bekerja untuk perusahaan ikan di Maluku. Dia mengaku sangat gembira mendapatkan kesempatan untuk dipulangkan pemerintah Thailand secara gratis.

"Senang sekali, bisa bertemu dengan keluarga," kata Apet kepada
VIVA.co.id
dalam bahasa Indonesia-Ambon, Rabu, 8 April 2015.


Apet dan puluhan awak kapal asing lain tak lagi diizinkan melaut selama empat bulan terakhir. Itu sebagai dampak kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, yang menghentikan sementara izin operasional kapal-kapal penangkap ikan.


Apet tak lagi menerima gaji sejak tak diizinkan melaut. Dia mengaku menerima upah 9.000 bath Thailand per bulan. Menurutnya, upah sebesar itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, sebagian ditabung, dan sebagian lagi dikirim untuk keluarga di Thailand.


Selama tidak melaut, Apet bersama teman-temannya hanya mengapung di atas kapal mereka yang bersandar di Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) Tantui, Ambon. Tidak diizinkan keluar.


"Saya sebenarnya baru sepuluh bulan terakhir kembali ke Maluku, tapi kalau usia kerja di Maluku, saya sudah tujuh tahun bekerja di Maluku," kata Apet.


Tapi ada juga di antara mereka yang tak girang alias sedih akan dipulangkan meski sudah bertahun-tahun tak mudik. Dia tak sempat menyebutkan namanya karena kesempatan wawancara dibatasi.


Pria berusia 40 tahun itu keberatan dipulangkan karena telah menikahi seorang perempuan asal Ambon dan bermukim di kota itu. Dia mengaku sudah sepuluh tahun tak pulang tetapi lebih berat meninggalkan istri tercintanya. Dia berharap istrinya ikut ke Thailand atau dia diberi hak untuk tinggal di Ambon.


"Saya ingin tinggal di Ambon," pinta pria itu.


Perbudakan


Pemerintah Thailand, melalui Kedutaan Besar mereka di Jakarta, telah mengirimkan tim, termasuk tim medis, ke Ambon, untuk proses pemulangan warganya yang bekerja di sejumlah perusahaan perikanan di beberapa daerah di Maluku.


Seorang anggota tim delegasi pemerintah Thailand, Kitti Ariyanon, menolak menjelaskan alasan pemulangan para awak kapal itu berkaitan dengan isu perbudakan di Benjina, Kabupaten Kepulauan Aru, atau faktor lain.


"Ada 68 ABK (anak buah kapal), sepuluh di antaranya rombongan yang akan dipulangkan ke Thailand, sebelumnya diberangkatkan dari Tual. Dari sepuluh orang itu, delapan ABK berasal dari Benjina, satu di Aru, dan satu lagi di Tual," ujar Kitti.
![vivamore="
Baca Juga
:"]




[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya