Sumber :
- ANTARA FOTO/Maulana Surya
VIVA.co.id
- Kekejaman ibu angkat Engeline, Margriet Christina Megawe satu persatu terungkap.
Berdasarkan keterangan bekas pembantunya, Agus Tay Hamba May, kepada penyidik, Margriet ternyata bukan hanya menginjak-injak tanah lubang kematian tapi juga menginjak-injak jasad Engeline sesaat setelah bocah mungil tersebut meregang nyawa.
Hal itu terungkap pada rekonstruksi yang digelar Senin lalu sejak pukul 12.00-17.30 WITA. Saat itu, Engeline sudah dalam keadaan tak bernyawa. Jasadnya dibungkus menggunakan kain seprai.
"Masih di dalam kamar, setelah dibungkus Agus disuruh menginjak-injak jasad Engeline untuk memastikan sudah meninggal. Agus tak mau. Ibu Margriet akhirnya menginjak sendiri jasad engeline," kata kuasa hukum Agus, Haposan Sihombing, Rabu 8 Juli 2015.
Kala itu, Margriet menginjak jasad Engeline yang sudah terbungkus menggunakan sandal jepit.
Sandal itu juga sudah diamankan oleh pihak kepolisian. Sandal itu diamankan penyidik di Vila Kakul di kawasan Canggu, Kuta Utara, Kabupaten Badung. "Barang buktinya sandal warna putih, dasarnya warna biru," kata Haposan.
Pada saat dibungkus, jasad Engeline ditekuk dan diikat menggunakan tali berwarna biru. Margriet kemudian menyuruh Agus mendalami lubang yang sudah tersedia di depan kandang ayam halaman belakang rumahnya.
"Waktu Agus masih menggali, Margriet datang ke lokasi. Dia tanya ke Agus, "Gus kok lama?". Agus menjawab, "Sudah Bu, sudah mau selesai". Adegan itu ada. Jasad Engeline masih di kamar," kata Haposan menerangkan.
Setelah menggali lubang, Agus kemudian masuk ke kamar Margriet menggotong jasad Engeline. Saat itu, Margriet menunggu di lubang yang akan menjadi kuburan Engeline.
"Ibu Margriet sudah menunggu ke lokasi (lubang). Pada saat jasad diletakkan, posisinya masih diputar oleh Margriet," kata Haposan.
Setelah mendapat posisi tepat, Margriet kemudian menyuruh Agus untuk mengubur. "Lalu diperintahkan sekarang kubur. Itu ditutupi bambu, baru ditutupi keranjang. Kita lihat langsung lihat TKP. Menurut pengacaranya itu tempat sampah, menurut kami tidak cocok tempat sampah," katanya.
Selanjutnya... Engeline dibanting ke tembok
"Masih di dalam kamar, setelah dibungkus Agus disuruh menginjak-injak jasad Engeline untuk memastikan sudah meninggal. Agus tak mau. Ibu Margriet akhirnya menginjak sendiri jasad engeline," kata kuasa hukum Agus, Haposan Sihombing, Rabu 8 Juli 2015.
Kala itu, Margriet menginjak jasad Engeline yang sudah terbungkus menggunakan sandal jepit.
Sandal itu juga sudah diamankan oleh pihak kepolisian. Sandal itu diamankan penyidik di Vila Kakul di kawasan Canggu, Kuta Utara, Kabupaten Badung. "Barang buktinya sandal warna putih, dasarnya warna biru," kata Haposan.
Pada saat dibungkus, jasad Engeline ditekuk dan diikat menggunakan tali berwarna biru. Margriet kemudian menyuruh Agus mendalami lubang yang sudah tersedia di depan kandang ayam halaman belakang rumahnya.
"Waktu Agus masih menggali, Margriet datang ke lokasi. Dia tanya ke Agus, "Gus kok lama?". Agus menjawab, "Sudah Bu, sudah mau selesai". Adegan itu ada. Jasad Engeline masih di kamar," kata Haposan menerangkan.
Setelah menggali lubang, Agus kemudian masuk ke kamar Margriet menggotong jasad Engeline. Saat itu, Margriet menunggu di lubang yang akan menjadi kuburan Engeline.
"Ibu Margriet sudah menunggu ke lokasi (lubang). Pada saat jasad diletakkan, posisinya masih diputar oleh Margriet," kata Haposan.
Setelah mendapat posisi tepat, Margriet kemudian menyuruh Agus untuk mengubur. "Lalu diperintahkan sekarang kubur. Itu ditutupi bambu, baru ditutupi keranjang. Kita lihat langsung lihat TKP. Menurut pengacaranya itu tempat sampah, menurut kami tidak cocok tempat sampah," katanya.
Selanjutnya... Engeline dibanting ke tembok
Dihukum 10 Tahun Bui, Bekas Pembantu Margriet Banding
Hukuman Agus dinilai terlalu berat, padahal dia bukan pelaku utama.
VIVA.co.id
6 April 2016
Baca Juga :