Ini 9 Daerah di Jawa Tengah yang Rawan Konflik Agama

Deklarasi damai di Jawa Tengah, Rabu 22 Juli 2015.
Sumber :
  • Dwi Royanto/VIVA.co.id
VIVA.co.id
- Sembilan daerah di wilayah Jawa Tengah dinyatakan rawan konflik antar umat beragama. Jumlah tersebut berdasarkan pemetaan yang dilakukan tim intelijen Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah akhir-akhir ini.


"Menurut pantauan intelijen kami, sembilan daerah itu masuk di dua eks Karesidenan, yakni eks Karesidenan Surakarta dan Kedu," ucap Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Hartadi, di Semarang, Kamis, 23 Juli 2015.


Sembilan daerah rawan itu yakni, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kota Surakarta. Kelima daerah itu masuk dalam eks Karesidenan Surakarta.


Adapun daerah yang masuk dalam eks Karesidenan Kedu adalah Kota Magelang, Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Purworejo.


Menurut Hartadi, pendataan dan pemetaan yang dilakukan tim intelijen terkait daerah rawan konflik agama itu telah lama dilakukan. Salah satu alasannya yakni, adanya kegiatan dari kelompok yang diduga masuk dalam jaringan ISIS beberapa waktu belakangan.

Patung Yesus dan Bunda Maria di Gereja Klaten Dirusak

"Tim intelijen Kejaksaan hingga kini akan terus memantau sembilan daerah itu," kata Hartadi.
Tanah di Banjarnegara Masih Terus Bergerak


Banjarnegara Kembali Longsor, 158 Jiwa Mengungsi
Di tempat terpisah, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta tokoh agama mewaspadai adanya kerawanan konflik agama yang terjadi di wilayahnya. Ganjar menyatakan ada dua kabupaten, yakni Temanggung dan Surakarta yang berpotensi rawan konflik agama.

"Dua daerah itu pernah terjadi insiden antar umat beragama. Jadi kami minta tokoh agama untuk bertemu dan menyikapi bersama tindakan yang akan merusak nilai toleransi," ujar Ganjar.


Politisi PDI Perjuangan itu pun telah menggandeng sejumlah elemen lintas sektoral dan tokoh agama dengan mendeklarasikan aksi menangkal kekerasan berdalih agama.


Melalui deklarasi bersama, Pemprov Jawa Tengah mengecam segala tindakan yang berbentuk anarkis antar agama yang terjadi di Jawa Tengah.


"Apapun kita mesti tegas. Maka menjaga toleransi ini jadi sangat penting. Biar Jawa Tengah
enggak
ikut 'kecipratan' (tertular)." (ase)





Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya