Gus Solah: Jangan Percaya Orang Mengaku Nabi Isa

Salahuddin Wahid alias Gus Sholah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Salahudin Wahid, alias Gus Solah, adik Presiden keempat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid, meminta masyarakat tidak mudah percaya dan terprovokasi dengan kehebohan pengakuan orang yang mengaku sebagai Nabi Isa di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Di Depan MUI, Jari Si Nabi Palsu Klaim Terima Wahyu
 
"Orang yang mengaku nabi itu tidak benar. Lihat dulu siapa itu yang mengaku nabi, perilaku dan kesehariannya. Masyarakat jangan mudah percaya," kata Gus Solah melalui sambungan telepon dengan VIVA.co.id pada Jumat 19 Februari 2016.
MUI Ajak Dialog Jari, Si 'Nabi Isa' Asal Jombang
 
Kendati meresahkan, Gus Solah juga meminta masyarakat tidak terprovokasi, sehingga nekat berbuat anarkistis. Menurutnya, penanganan kasus bernuansa agama seperti itu adalah kewenangan pemerintah. "Dalam hal ini Kemenag (Kementerian Agama)," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang itu.
Geger Nabi Isa Palsu di Jombang
 
Gus Solah mengaku mendengar informasi ada orang yang mengaku Nabi Isa di Jombang sejak dua hari lalu. Menurutnya, berdasarkan catatan yang dia baca, ada ratusan kasus serupa terjadi di Indonesia dari tahun-tahun sebelumnya. "Kalau yang di Jombang ini, saya baru dengar dua hari lalu," katanya.
 
Selaku pemuka agama di Jombang, hingga kini Gus Solah mengaku belum mengambil sikap apa pun untuk mengantisipasi dampak sosial dari pengakuan Jari yang mengaku Nabi Isa, termasuk berkoordinasi dengan tokoh agama lain di Jombang. Dia memercayakan sepenuhnya soal itu kepada pemerintah.
 
Sebelumnya diberitakan, publik, terutama warga Jombang, Jatim, dihebohkan dengan pengakuan Raden Aryo, alias Jari (40 tahun), warga Dusun Gempol, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Jombang, yang mengaku sebagai Nabi Isa. Dalam kabar yang menyebar di dunia maya, Jari menambah dua kalimat syahadat dengan kalimat “Wa Isa Habibullah”.
 
Kepala Kepolisian Resor Jombang, Ajun Komisaris Besar Polisi Sudjarwoko, membenarkan informasi tersebut. Dia mengaku kasus itu tengah dibahas dalam rapat Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang. "Biasanya, kasus seperti ini akan dilakukan pembinaan dulu," katanya.
 
(asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya