Tanpa Keahlian, Eks PSK Kalijodo Akan Jajakan Diri Lagi

Ilustrasi
Sumber :
  • sports.nationalpost.com

VIVA.co.id – Ketua Perhimpunan Perempuan Pekerja Seks Yogyakarta (P3SY), Sarmi, mengungkapkan, semestinya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan keterampilan atau pekerjaan bagi para mantan pekerja seks komersial (PSK) Kalijodo, Jakarta Barat. Hal itu harus dilakukan jika pemerintah akan menggusur kawasan tersebut.

Pecahan Tembok Berlin Bersemayam di Eks Prostitusi Kalijodo

Menurut Sarmi, jika tidak dibekali dengan keahlian khusus, dikhawatirkan para mantan PSK itu akan berpindah ke tempat lain dan tidak meninggalkan pekerjaan menjajahkan seks sesaat itu.

"Di Kota Yogya, dahulu dilakukan penutupan lokalisasi Sanggrahan sekitar tahun 1996 sampai 1997. Namun, pemerintah saat itu tidak memberikan solusi sehingga para pekerja kembali menjadi PSK," kata Sarmi, Selasa, 23 Februari 2016.

Djarot: Kolong Tol Kalijodo Incaran Pendatang Baru Jakarta

Ketika itu, para PSK tersebar di berbagai lokalisasi, baik di Yogyakarta maupun Jawa Tengah yang belum terkena penutupan oleh pemerintah daerah setempat.

"Ada yang di Sarkem, Pantai Mbolong di Bantul dan ada yang pindah ke Semarang ataupun daerah lainnya," ungkapnya.

RPTRA Kalijodo Ramai di Libur Lebaran

Sarmi mengingatkan pemerintah, jika menutup lokalisasi sebaiknya memikirkan mengenai pekerjaan pengganti. Sehingga mereka tidak kembali ke lokalisasi.

P3SY sendiri menurut dia, sudah aktif memberikan pelatihan kepada pekerja seks seperti pelatihan pembuatan manik-manik dan sektor usaha lainnya.

"Banyak pekerja (seks) yang beralih profesi, namun mereka memilih untuk membuka warung angkringan,"ucapnya.

Dia menjelaskan, harus ada solusi konkrit untuk pekerja seks agar nanti jika benar dilaksanakan tidak kembali ke lokalisasi. "Harus ada solusi konkrit," kata dia.

Hal yang sama di katakan Anik, mantan PSK di Giwangan yang harus kembali terjun ke Pantai Mbolong sebagai pekerja sek komersial kala itu.

"Rumah saya jauh, saya masih muda mau pulang tidak punya duit akhirnya terjun lagi," kata Anik yang kini menetap di kawasan Pantai Parangkusumo.

Anik yang kini telah insaf, memilih membuka warung untuk menyambung hidupnya karena pernah membuka karaoke juga ditutup paksa oleh pemerintah dan polisi.

"Ya mau usaha apalagi, ya buka warung kecil-kecilan,"ujar wanita asli Purwodadi Jateng ini.

Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, di Kota Yogyakarta tidak ada lokalisasi resmi yang berdiri.

"Di Yogya itu tidak ada lokalisasi yang resmi," katanya.

Ia mengakui, ada sebagian masyarakat yang membuka tempat prostitusi. Untuk itu pihaknya mengajak masyarakat ikut memantau.

"Ada yang buka seperti itu (prostitusi), untuk itu kami berharap peran serta masyarakat untuk ikut membantu memberantas," ucap dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya