Gerhana Matahari Total

Dikira Kiamat, Bocah Menangis Dengar Langit Gelap Siang Hari

Suasana Gerhana Matahari Total di Palembang
Sumber :
  • twitter

VIVA.co.id – Ini sisi lain dari fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan terjadi di langit Indonesia pada Rabu pagi, 9 Maret 2016. Anak kecil di Sumenep, Madura, Jawa Timur, menangis mendengar kabar langit akan gelap di siang hari. Dia percaya rumor sebayanya, gerhana sebagai tanda kiamat.

Jangan Panik Jika Siang Nanti Langit Mendadak Berubah Malam

Zul (10 tahun) dan Faqih (6) menangis ketika mendengar kabar langit pada Rabu pagi akan gelap. Madrasah tempat keduanya belajar pun diliburkan. Kebetulan, Gerhana Matahari Total bertepatan dengan Hari Raya Nyepi.

Sebenarnya bukan soal GMT yang bikin Zul dan Faqih menangis. Rumor berkembang di teman-teman sebayanya, kiamat akan datang. Langit gelap di siang hari disebut sebagai tanda kiamat.

Mitos Seputar Gerhana Matahari Total, Hanya 1 yang Benar

"Anaknya nangis terus, teman-temannya bilang akan datang kiamat," kata Sumarni, warga Sumenep, Madura, Jawa Timur, kepada VIVA.co.id.

Maklum, informasi dan pengetahuan soal GMT di tempat tinggal Zul dan Faqih, minim. Tak semua warga di beberapa desa di Sumenep memiliki ponsel dengan perangkat internet, yang bisa mengakses informasi GMT yang sejak beberapa hari ini berseliweran di media online dan media sosial.

Penampakan Hilal Terpengaruh Gerhana Matahari Total

Sumarni bahkan mengira GMT hanya terjadi di Madura, tapi tidak di daerah lain di negeri ini. "Apa di Surabaya juga ada gerhana?" tanya dia.

Sekretaris Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Afif Amrullah, menjelaskan, bahwa dalam literatur Islam memang ada ulama yang berpendapat gerhana Matahari sebagai pertanda akan datangnya hari kiamat.

Karena itu, dia menganggap wajar jika di sebagian lingkungan masyarakat Muslim, terutama di pedesaan yang akses mengunduh informasi belum memadai, memahami fenomena alam GMT seperti itu.

"Memang, tanda kiamat di antaranya, selain ketika Matahari terbit dari barat dan muncul Matahari kembar, juga terjadinya gerhana di hari Jumat. Kalau gerhana di hari biasa tidak dijelaskan sebagai tanda kiamat," kata Afif.

Alumnus Fakultas Syariah IAIN (kini UIN) Sunan Ampel Surabaya itu menambahkan, memang sulit-sulit mudah menjelaskan peristiwa gerhana Matahari kepada anak kecil, terutama anak yang tumbuh di daerah pedesaan. Bisa-bisa yang menonjol GMT jadi mitos daripada sebagai pengetahuan.

"Menjelaskannya kepada anak kecil mungkin dengan bahasa anak. Misalnya, bulan lagi jalan-jalan dan numpang lewat di dekat Matahari, sehingga cahaya Matahari yang biasa menyinari Bumi terhalang. Makanya siang jadi gelap," kata Afif memberi contoh.

Seperti diberitakan, Gerhana Matahari Total terjadi pada Rabu, 9 Maret 2016. Di Jawa Timur, gerhana sekira 83 persen akan terlihat sekitar dua jam, dari sekitar pukul 06.00 sampai 08.00 WIB. Banyak tempat akan dijadikan orang berkumpul untuk mengamati fenomena alam itu. Di antaranya di Masjid Al Akbar Surabaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya