Bentrok Suku di Yakuhimo Papua Tewaskan Seorang Warga

Ilustrasi/Warga Papua
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id – Puluhan warga Suku Yali Angruk dan Ngalik terlibat bentrokan di kawasan Distrik Dekai Kabupaten Yahukimo Papua, Senin 18 April 2016.

Akibat kejadian ini seorang warga bernama Panus Kabak asal Suku Yali Angruk tewas dengan luka bacok di leher dan kepala serta tujuh lainnya mengalami luka terkena anak panah.

Juru bicara Polda Papua Kombes Pol Patrige Renwarin mengatakan, bentrokan antar suku ini pecah sebagai buntut dari kecelakaan lalu lintas yang menimpa seorang warga Suku Ngalik.

"Ini aksi lanjutan dari keributan laka lantas beberapa waktu lalu, yang mengakibatkan korban Yonas Bayage,(17) dari Suku Ngalik meninggal," Patrige, Senin.

Awalnya, kata Patrige, bentrokan pecah pada pukul 08.15. Ketika itu sebanyak 50 orang warga dari Suku Ngalik menyerang kompleks warga dari Suku Yali Angruk.

Kepolisian pun langsung melakukan pengamanan dan mengarahkan kedua kelompok untuk kembali ke daerah masing-masing. Namun tanpa diduga, warga Suku Ngalik justru kembali datang dan berkumpul di Kali Bonto Distrik Dekai.

"Tiga pleton anggota Polres Yahukimo sudah langsung melakukan netralisir situasi  dengan cara menyekat dua kelompok suku yang bertikai agar tidak lagi saling serang," kata Patrige.

Sejauh ini, kondisi sudah mulai berangsur kondusif. Meski begitu pengamanan pun tetap disiagakan agar tidak terjadi bentrok susulan.

Gubernur Protes Pernyataan Luhut Soal Pembangunan di Papua

Berikut data korban bentrok:
1. Panus Kabak (43), Suku Yali Angruk (meninnggal)
2. Sakeus Sama (25), Suku Yali Angruk (terluka)
3. Ismail Iintamon (38), Yali Angruk, (terluka)
4. Samuel Sama (26), Suku Yali Angruk (terluka)
5. Matius Unggu (28), Suku Yali Angruk
6, Beni Bangin (34), suku Yali (terluka)
7. Alius Nelamano (23), Suku Yali (terluka)

Mantan Sekjen PBB Ban Ki Moon, ia kembali ke Korea Selatan dan diidolakan untuk menjadi Presiden Korsel.

PBB Tampik Telah Terima Laporan HAM Papua

Sementara Kemlu menyatakan sebagai pembohongan publik.

img_title
VIVA.co.id
3 Juni 2016