Usai Tangkap Tangan Panitera PN, KPK Geledah 4 Tempat Ini

Ilustrasi/Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membawa sejumlah barang bukti saat melakukan penggeledahan di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, Rabu malam, (30/3/2016).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Didik Suhartono

VIVA.co.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah empat tempat usai operasi tangkap tangan terhadap Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Edy Nasution pada Rabu, 20 April 2016.

Hakim Itong Isnaeni Pernah Bebaskan Koruptor APBD Rp119 Miliar

Keempat tempat tersebut, menurut Ketua KPK Agus Rahardjo, yakni di kantor Paramont International ECD di kawasan Gading Serpong Boulavard. Kedua, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Ketiga, rumah pribadi Sekretaris Jenderal Makhamah Agung Nurhadi di jalan Hang Lekir di Kebayoran Baru Jakarta Selatan dan terakhir atau keempat di kantor Mahkamah Agung, Jakarta Pusat.

Penampakan Bupati Langkat Saat Ditangkap, Pakai Kaos dan Celana Pendek

Menurut Agus, dari penggeledahan itu, KPK mengamankan sejumlah dokumen termasuk uang. "Uangnya belum dihitung dan akan dikonfirmasi ke sejumlah pihak," kata Agus.

"Sekali lagi saya tetap menyampaikan keprihatinan. Hal ini masih terjadi lagi."

KPK Sebut Bupati Kuansing Sempat Berusaha Kabur Saat Ditangkap

Terpisah, juru bicara Makhamah Agung Agung Suhadi tidak menampik adanya proses penggeledahan di rumah pribadi Sekjen MA Nurhadi.

"Betul ada penggeledahan KPK sejak pukul 06.00 WIB sampai 09.00 pagi," katanya, Kamis.

Operasi tangkap tangan KPK kali ini berkaitan dugaan korupsi dengan hadiah atau janji pengajuan permohonan Peninjauan Kembali (PK) yang didaftarkan di PN Jakarta Pusat.

Saat itu operasi tangkap tangan dilakukan di Hotel Keramat Raya Jakarta Pusat sekitar pukul 10.45 pada Rabu 20 April 2016. Dua orang diamankan. Pertama panitera PN Jakarta Pusat, yakni EN dan seorang lagi dari unsur swasta bernama DAS.

Yasin Fadilah/Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya