Kisah Pilu Ibu Muda Jadi PSK Demi Hidupi Empat Anaknya

Ibu penjaja seks yang diamankan di Garut, Rabu 15 Juni 2016.
Sumber :

VIVA.co.id – Tanggungan keluarga dan lilitan utang, membuat seorang ibu muda beranak empat warga Kecamatan Garut, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terpaksa merelakan tubuhnya jadi pemuas nafsu para hidung belang.

Sri Mulyani: Ekonomi Global Diperkirakan Stagnan

Bahkan, dia tak gentar mencari nafkah dengan cara itu, meski berkali-kali diamankan petugas berwenang dalam operasi Pekerja Seks Komersial (PSK) yang dilakukan jajaran Kecamatan Garut Kota.

Ibu yang dirahasiakan identitasnya itu, merupakan satu dari belasan PSK yang diamankan petugas. Sambil menangis dia bercerita, bahwa ia menjadi PSK, setelah ditinggal pergi suami, yang hilang entah ke mana.

Target Nilai Proyek Dinaikkan 2024, Mitrarumah Perkuat Pemasaran Produk di Jabodetabek

"Saya terpaksa, kalau tidak begini (menjadi PSK), dari mana saya mendapatkan uang untuk membiayai anak-anak dan bayar utang," ujarnya, Rabu 15 Juni 2016.

Dia mengakui, hatinya menjerit saat melayani para lelaki hidung belang. Tapi apa boleh buat, itu yang bisa dilakukannya. Saat ibu-ibu lain di kota itu tengah tertidur pulas di rumah, dia malah harus mangkal di salah satu sudut Kota Garut.

Menemukan Identitas Aroma, Cerminan Kepribadian dalam Pilihan Parfum

Hanya bermodalkan bedak serta parfum, ibu itu berusaha mempercantik diri. Dua hingga tiga lelaki bisa dia layani untuk mendapatkan uang yang bisa dibawa pulang.

"Hati saya sakit, tetapi itu jalan satu-satunya untuk mendapatkan uang. Kalau lagi ramai, bisa tiga lelaki hidung belang yang dilayani. Tetapi, terkadang enggak ada sama sekali," katanya.

Ibu berusia 30 tahun ini sebenarnya ingin berhenti dari pekerjaan sebagai PSK, dan menjalani hidup layaknya ibu-ibu pada umumnya. Sejauh ini, pekerjaan yang pernah dijalani tidak menghasilkan uang sesuai kebutuhan keluarga.

"Selalu kurang, pernah jadi pelayan toko, sanak saudara tak bisa menolong saya," katanya sambil terisak.

Dia ingin sekali kembali ke jalan yang benar, tidak melanggar ajaran agama maupun hukum yang berlaku. Tetapi, ia masih bingung harus dari mana dia memulai hidup. "Saya kapok, tetapi bingung harus dari mana saya memulai hidup benar," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya