ARB: Semoga Indonesia Menjadi Tempat Perubahan Dunia

Penghargaan Achmad Bakrie.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Pelindung Komite Penghargaan Achmad Bakrie (PAB), Aburizal Bakrie mengapresiasi para penerima PAB XIV/2016. Karya-karya mereka dianggap berpengaruh dan berkontribusi positif di masyarakat, sesuai bidang mereka masing-masing.

FOTO: Keluarga Besar Bakrie Ziarah ke Makam Achmad Bakrie

"Kepada penerima penghargaan, saya mengucapkan selamat dan apresiasi," ujar pria yang akrab disapa ARB ini di Jakarta, Sabtu malam, 20 Agustus 2016.

Dia berharap, karya-karya penerima PAB XIV/2016 dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam menempuh kehidupan ini. "Jika Indonesia berhasil menjadi tempat perubahan dunia, kita akan terus berbangga pada 100 tahun ke depan," katanya.

Aburizal Bakrie Harap Masjid Achmad Bakrie Lahirkan Generasi Religius

Penghargaan Achmad Bakrie XIV/ 2016 merupakan tradisi penganugerahan yang dipersembahkan Yayasan Achmad Bakrie bekerja sama dengan Freedom Institute dan VIVA Group, sebagai wujud apresiasi kepada tokoh – tokoh ilmuwan dan periset nasional atas segala pencapaiannya sehingga dinilai turut membangun kehidupan intelektual di Tanah Air, juga memberi inspirasi bagi bangsa Indonesia.

Adapun penerima penghargaan PAB XIV/2016 adalah:

Penghargaan Achmad Bakrie Diharapkan Setara dengan Nobel

1. Mona Lohanda (Pemikiran sosial). Ketekunan dan pemikirannya memberi inspirasi sekaligus pelajaran bahwa kekayaan arsip-dokumen sejarah akan sia-sia, kecuali dipresentasikan dalam karya historiografi yang sarat makna dan pemahaman.

2. Afrizal Malna (Kesusasteraan). Keberaniannya membangun arsitektur puisi—dengan atau tanpa manusia di dalamnya, serta gigihnya melakukan penjelajahan puisi indonesia modern ke dalam kehidupan urban yang penuh kekerasan, kegilaan sekaligus kesunyian, melahirkan karya dengan “Tata bahasa visual dari sesuatu”, yang diungkapkan melalui daya penalaran anak-anak sehingga terbebas dari politik pemaknaan orang dewasa.

3. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (Kedokteran/kesehatan). Sejarah membuktikan perannya bagi kesehatan masyarakat dan kemanusiaan umumnya. Sejarah juga mencatat prestasinya di tingkat dunia sejak 1929. Di era modern, kiprahnya melampaui kemampuannya sebagai lembaga peneliti virus tropis, hingga peran strategis melalui keberhasilannya melakukan pemetaan dna bagi seluruh suku bangsa di indonesia dan beberapa etnis di Asean.

4. Danny Hilman Natawidjaja (Sains). Sumbangsih keilmuannya dalam riset gempa tektonik – dengan tiga merode yang diyakininya, telah membangun kesadaran bahwa pendekatan sains terhadap bencana alam merupakan keniscayaan bagi bangsa indonesia yang hidup di tengah cincin api, agar peristiwa bencana yang non deterministik ini dapat diprediksi dengan lebih baik guna meningkatkan kesiapsiagaan bencana tanpa menimbulkan kegaduhan besar

5. Rino R. Mukti (Imuwan/Peneliti Muda). Menyumbang secara nyata pada pemikiran energi masa depan melalui risetnya di bidang rekayasa pengembangan zeolit. Penelitiannya mengembangkan bahan berstruktur nano dan berpori, yang digunakan sebagai katalis untuk memproduksi petro dan derivat bahan bakar bio.

Menurut Penasehat Komite PAB XIV/2016, Rizal Malarangeng, Afrizal Malna menolak untuk menerima penghargaan. Meski demikian, Rizal memastikan bahwa anugerah PAB XIV/2016 tetap tercatat atas nama Afrizal Malna. Sebab, karya Afrizal Malna dinilai telah memperkaya khasanah kesenian Indonesia. Menurut Rizal, penghargaan sekelas Nobel pun pernah mengundang kontroversi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya