- VIVA.co.id/ Anwar Sadat
VIVA.co.id – Terungkapnya kasus dugaan pembunuhan dan penipuan terkait Padepokan Dimas Kanjeng, menarik perhatian Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Sebab, ada kabar yang menyebutkan prajurit TNI menjadi pengurus di padepokan tersebut.
Terkait masalah ini, Panglima TNI mengaku sedang melakukan pendataan dan investigasi internal, untuk mencari anggotanya yang menjadi pengikut pedepokan di Jawa Timur itu.
"Sampai saat ini saya perintahkan Pangdam Brawijaya untuk kerja sama dengan Polri, nanti kita lihat hasil penyelidikan. Tapi kalau prajurit yang ikut bergabung di dalam pengurus padepokan itu ada," kata Gatot di Mabes TNI Cilangkap, Rabu 5 Oktober 2016
Jika ada prajurit yang bergabung di Padepokan Dimas kanjeng, Gatot akan mempelajari keikutsertaan mereka dan melihat ada tidaknya aturan yang dilanggar. "Sanksi kita harus lihat. Kesalahan dia tergabung di situ apa. Sanksi hukumnya apa kita lihat dulu. Kita harus adakan penyelidikan dan penyidikan baru diketahui apakah ada pasal hukum yang dilanggar," ujar Gatot.
Untuk diketahui, Panglima Komando Daerah Militer V Brawijaya, Mayor Jenderal TNI I Made Sukadana, mengatakan ada satu pengikut Kanjeng Dimas yang merupakan anggota TNI berpangkat kolonel.
Padepokan Dimas Kanjeng yang dipimpin Taat Pribadi ini berlokasi di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo, Jawa Timur. Padepokan ini telah berdiri sejak 2005. Padepokan itu menjadi buah bibir, setelah Taat Pribadi diduga membunuh dua pengikutnya, yaitu Ismail Hidayat dan Abdul Gani.
Selain itu, ada juga masyarakat yang melapor telah menjadi korban penipuan dari praktik ganda uang Taat Pribadi.