Demo 4 November, Brimob Jatim Dikirim ke Jakarta

Brigadir Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah Jawa Timur
Sumber :
  • ANTARA/Eric Ireng

VIVA.co.id - Sebanyak dua kompi (satu kompi antara 85-250 personel) Brigade Mobile (Brimob) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur dikirim ke Jakarta. Mereka diperbantukan untuk pengamanan demo besar-besaran pada Jumat, 4 November 2016.

KPU Sebut Jumlah Pemilih di Tiap TPS Pilgub Jakarta Bisa Mencapai 600 Orang

Pada Jumat nanti akan ada demo besar-besaran dari beberapa kelompok massa mengatasnamakan organisasi massa Islam. Isu yang mereka suarakan tentang kasus dugaan penistaan agama yang dialamatkan kepada calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi RP Argo Yuwono, mengatakan bahwa dua kompi Brimob Polda Jatim siap siaga membantu pengamanan demo itu.

Anies Baswedan Tanya Soal Terjun ke Pilkada DKI, Denny Sumargo Nolak Halus

"Sekitar 200 lebih personel Brimob Polda Jatim sudah berangkat ke Jakarta, Jumat kemarin," kata Argo kepada VIVA.co.id di sela acara peresmian Gedung Pelayanan Terpadu Berbasis Informasi Teknologi Markas Kepolisian Resor Kediri, Jawa Timur, pada Selasa, 1 November 2016.

Demo 4 November heboh sebelum terjadi karena prediksi jumlah massa pendemo yang disebut berjumlah banyak. Selain itu, isu yang disuarakan berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dan menyerempet dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.

Andika Perkasa Siap Ikut Pilgub Jakarta dari PDIP

Presiden Joko Widodo dikabarkan mengundang tokoh ormas besar di Indonesia, di antaranya, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah untuk meredam suasana panas terkait demo. NU dan Muhammadiyah tidak tergabung di aksi itu.

Ketua Umum NU, Said Aqil Siroj, melarang warganya ikut berdemo pada 4 November nanti. Dia juga melarang pendemo membawa atribut NU. "NU didirikan para kiai bukan untuk demonstrasi, tapi untuk pendidikan, kerakyatan, dan kemasyarakatan," katanya.

Presiden Jokowi juga bertemu dengan rival politiknya semasa Pemilu Presiden tahun 2014, Prabowo Subianto, untuk meredam suhu panas politik nasional, terutama menjelang Pilkada DKI Jakarta. Pertemuan dua pemimpin bangsa itu disebut sebagai kode agar masyarakat lebih mengutamakan perdamaian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya