Awal Mula Klakson Telolet Digunakan Truk dan Bus

Screenshot Telolet
Sumber :
  • Youtube

VIVA.co.id – Dunia tengah keranjingan fenomena 'om telolet om'. Kata-kata itu viral di media sosial, dan tantangan masyarakat untuk meminta sopir bus atau truk membunyikan klakson berbunyi telolet-telolet pun menjadi aksi internasional.

Mengancam Nyawa, Kemenhub Bakal Cabut Klakson Telolet Bus Jika Ditemukan di Jalanan

Namun, sejak kapan klakson berbunyi telolet itu mulai digunakan?

Hanung Raharjo, pengusaha truk pengangkut pasir di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, mengungkapkan awal mula klakson telolet itu mulai digunakan truk dan bus lintas kota.

Catat! Bus dan Kendaraan Pakai Klakson Telolet Bakal Ditindak Aparat

Kata Hanung, klakson itu sudah cukup lama digunakan. "Sejak tahun 2001 sebenarnya klakson telolet sudah ada, dan waktu itu hanya bus PO Efisiensi yang menggunakan klakson telolet. Bus itu melayani trayek Jogja-Purwokerto-Cilacap PP (Pulang-Pergi)," ungkapnya kepada VIVA.co.id, Kamis, 22 Desember 2016.

Hanung mengaku, sekitar dua tahun dia mencari klakson telolet setelah mendengar bunyinya dari bus PO Efisiensi itu. Dia pun tertarik dan mencari tahu asal usulnya. 

Bahaya Tersembunyi di Balik Klakson Telolet

Setelah mencari informasi, ternyata klakson telolet itu dibeli di Arab Saudi, dan produksinya dilakukan di Italia.

"Pada waktu itu kawan saya naik haji dan saya pesan untuk dibelikan klakson telolet. Harganya ketika di rupiahkan kala itu sekitar Rp2,5 juta dengan merek Marco," ungkapnya.

Tak lama, ia pun mendapatkan klakson telolet merek Marco, yang terdiri dari tiga terompet, lengkap dengan rangkaian elektronik dan kompresor.

"Agar menyala maka perlu rangkaian untuk menghubungkan kompresor. Klakson itu bunyi seperti ditiup, jadi anginnya dari kompresornya," jelasnya.

Setelah itu, dia mengklaim, semua truk tronton yang mengangkut pasir dan memiliki klakson telolet dengan merek Marco hanyalah milik dia.

"Dulu truk tronton lain belum pakai klakson telolet. Sekarang sudah marak namun bukan asli dari Arab Saudi," jelas Hanung.

Bahkan dulu setiap bus milik PO Efisiensi yang dijual pemiliknya, klakson telolet mereka pun ikut dilepas dan dipasang ke bus lainnya.

"Jadi yang punya suara khas telolet ya bus Efisiensi. Bukan saya promosi lho. Itu kenyataan," terangnya.

Hanung yang juga Ketua DPRD Kabupaten Bantul, pun mengaku sempat dibuat kesal dengan suara keras klakson itu. Namun pada akhirnya dia tersipu sendiri karena klakson itu berakhir dengan cerita manis.

Dia pun berbagi cerita, ketika sedang iseng membawa truk untuk mencari pasir di kawasan Kaliurang, Minggu lalu, 18 Desember 2016. Dalam perjalanan pulang, tepatnya di Ring Road Barat Gamping, sebuah bus berusaha menyalip dan membunyikan klakson telolet.

"Saya balas telolet dengan merek Marco, ternyata sopir bus yang menyalip saya memberikan acungan jempol. Mungkin tahu telolet saya asli," katanya sambil tertawa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya