Keraton Yogyakarta Rayakan Idul Adha Sabtu 2 September

Lambang Keraton Yogyakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id / Renne Kawilarang

VIVA.co.id – Menyambut Idul Adha, Keraton Yogyakarta akan menyelenggarakan upacara tradisi Garebeg. Berbeda dengan perhitungan kalender Hijriyah, Idul Adha 10 Dzulhijjah 1438 bertepatan dengan hari Jumat Wage 1 September 2017, kalender Keraton Yogyakarta sudah menetapkan tanggal 10 Besar 1950 Tahun Jawa bertepatan dengan hari Sabtu Kliwon.

Penutupan Wisata ke Keraton Yogyakarta Diperpanjang hingga 20 Juli

Bulan Dzulhijjah dalam kalender Hijriyyah padanannya adalah bulan Besar dalam kalender Jawa yang biasa disebut Kalender Sultan Agungan.

Humas Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta, Amiarsi Harwani mengatakan, pada Garebeg Besar 1950 Tahun Jawa, ditandai dengan keluarnya gunungan (pareden) dari Keraton Yogyakarta menuju Masjid Gede Kauman, Kepatihan Danurejan dan Puro Pakualaman.

Kunjungan Wisatawan ke Keraton Yogyakarta Ditutup Sementara

"Ada tujuh gunungan atau pareden yang terdiri atas gunungan kakung, puteri, gepak, darat, pawuhan. Lima di antaranya diarak ke Masjid Gedhe Kauman, sedangkan dua gunungan menuju Kepatihan dan Puro Pakualaman," kata Amiarsi, Kamis, 31 Agustus 2017.

Dia menjelaskan, Gunungan merupakan simbol sedekah raja kepada rakyatnya sekaligus wujud rasa syukur kepada Allah SWT. Amiarsi menambahkan, keluarnya gunungan ini akan dikawal oleh Prajurit Keraton Yogyakarta

Mediang Hadiwinoto Sang Adik Sultan HB X Dijuluki 'Kamus Pertanahan'

"Prajurit Keraton Yogyakarta yang akan mengawal adalah Prajurit Wirobrojo, Ketanggung, Bugis, Daeng, Patangpuluh, Nyutro," ujarnya. (mus)

Keraton Yogyakarta.

Keraton Yogyakarta Tiadakan Acara Tradisì Mubeng Beteng 1 Suro

Tradisi Mubeng Beteng 1 Suro ditiadakan berkaitan dengan situasi pandemi COVID-19. Masyarakat diimbau mematuhi protokol kesehatan.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2021