- REUTERS/Beawiharta
VIVA – Reuni Akbar 212 masih jadi perbincangan hangat di masyarakat. Salah satu topiknya mengenai penyebutan “reuni,” yang seolah-olah peserta yang mengikuti jalannya acara telah menempuh pendidikan di sekolah.
Ini yang dibahas dalam program talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC), “212: Perlukah Reuni” yang disiarkan malam ini di tvOne. Mengenai hal itu, Sekretaris Panitia Reuni Akbar 212, Muhammad Al-
"Ada yang mengatakan, ‘Kok reuni, memang sekolah?’ Alam ini memang sekolah, belajar tidak hanya di sekolahan. Ada pepatah mengatakan, 'Ibu itu sekolah pertama.’ Jadikan sekolah untuk menujukkan kesatuan dan persatuan umat untuk bangsa Indonesia," ujar Al-
Perdebatan lain mengenai jumlah peserta. Mereka yang setuju menyebutnya sampai 7 juta, sementara yang lain menyebut peserta hanya ratusan ribu. Al-
"Yang pasti Monas penuh, jumlahnya jutaan orang. Kalau enggak percaya, hitung sendiri," katanya.
Al-
"Bedanya reuni kemarin dengan 212 dahulu. Dulu Jumat terbesar, kemarin (sholat) subuh (jamaah) terbesar, saya tidak mengatakan sedunia, paling tidak di Indonesia," ujarnya. (ren)