- Eko Priliawito
VIVA – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH M Zainul Majdi memang sejak lama digadang-gadang sebagai calon potensial untuk Pilpres 2019. Survei tokoh yang karib disapa Tuan Guru Bajang (TBG) ini sangat patut untuk diperhitungkan.
Saat berkunjung ke redaksi tvOne, Selasa 13 Maret 2018, TBG sempat ditanya bagaimana tanggapannya mengenai banyak masyarakat atau aspirasi di media sosial yang menginginkan dia ikut berlaga dalam Pilpres 2019.
Dengan senyum lebar, TBG yang sepat menjadiimamsalat Ashar di Masjid tvOne, menjawab bahwa yang terkait dengan pemilu presiden 2019, dia menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.
"Wallahu a'lam bishawab. Intinya kita serahkan kepada Allah," katanya.
Tapi dia menyampaikan bahwa dirinya akan berbuat yang terbaik untuk menjawab harapan dan keinginan masyarakat agar dirinya maju untuk Pilpres 2019. Aspirasi yang muncul di masyarakat dia maknai sebagai harapan.
"Kita berbuat yang terbaik, kalau ada aspirasi-aspirasi di mana pun, di media sosial, atau ungkapan-ungkapan ketika berjumpa, saya memaknakannya sebagai harapan," katanya.
Sebagai seorang yang memiliki keterbatasan, TBG sangat bersyukur ada harapan baik yang diamanahkan kepada dirinya. Harapan itu adalah suatu kerhormatan bagi dirinya.
"Sebagai orang yang memiliki kelemahan dan keterbatasan, saya bersyukur ada harapan baik yang dititipkan kepada saya. Saya mensyukuri itu, harapan itu, sebesar apapun, sekecil apapun, dari banyak atau sedikit orang, itu suatu kehormatan bagi saya," katanya.
Seperti diketahui, selain berkecimpung di dunia dakwah dan pendidikan, Zainul Majdi terjun ke dunia politik dan bergabung dengan Partai Bulan Bintang (PBB).
Dia menjadi anggota DPR periode 2004-2009. Tapi dia tidak menuntaskannya, karena pada tahun 2008, ia maju pada Pilgub NTB. Dia terpilih menjadi gubernur NTB periode 2008-2013. Saat itu, usianya baru 36 tahun.
Pada Pilgub 2013, ia maju kembali dengan kendaraan politik Partai Demokrat. Ia terpilih kembali untuk periode 2013-2018. Zainul Majdi menjadi salah satu gubernur termuda Indonesia yang menduduki dua periode.
