Ini Titik Lemah yang Bisa Bikin Gus Ipul Tersingkir

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno.
Sumber :
  • VIVA/Rahmad Noto

VIVA - Puti Guntur Soekarno dinilai menjadi titik lemah Saifullah Yusuf di Pilkada Jawa Timur 2018. Alasannya, pengaruh politik budaya alias primordialisme (kedaerahan) masyarakat Jatim yang masih kuat akan menghambat Puti.

Gus Ipul Sarankan PKB Sowan ke Rais Aam dan Ketum PBNU: Minta Nasihat Gitu

"Mbak Puti di lingkungan Jawa Timur masih baru. Beliau bukan asli Jawa Timur," kata pengamat politik dari Universitas Airlangga, Fahrul Muzaqqi, saat dihubungi wartawan, Jumat, 16 Maret 2018.

Sebelum mencalonkan sebagai Wakil Gubernur, Puti pernah maju menjadi anggota DPR dengan Daerah Pilihan X Jawa Barat meliputi Ciamis, Kuningan dan Kota Banjar. Sementara, dari sisi pendidikan, dia merupakan alumnus FISIP Universitas Indonesia pada tahun 1994.

Gus Ipul Sindir PKB Belum Beri Selamat ke Prabowo-Gibran: Apresiasi Pilihan Rakyat Itu Penting

"Pada awalnya waktu masih Pak Anas, potensi pertarungannya sangat besar. Kemudian diganti dengan Mbak Puti, saya belum merasakan dan belum menemukan bagaimana kemudian tren kenaikan dari Gus Ipul, berat. Jadi ini tugas yang berat untuk pasangan nomor dua," kata Fahrul.

Selain itu, berganti pasangan dari Anas ke Puti menjadi beban politik Gus Ipul. Suara akar rumput dinilai akan pindah ke kubu lain karena antipati terhadap Puti.

Gus Ipul Bicara soal Pergantian Cak Imin dari Ketua Umum PKB: Harus Regerenasi

"Di sisi lain karena Anas tidak jadi, menjadi persoalan di kubu Gus Ipul. Karena tetap ada simpul-simpul yang sudah menaruh harap jadi kecewa, semakin antipati karena digantinya beliau (Anas)," ujarnya.

Fahrul menyampaikan kompetensi pasangan nomor urut satu yang sudah terbukti di bidangnya masing-masing disebut memiliki potensi naiknya elektabilitas Khofifah dan Emil. Persentase elektabilitas tersebut terbukti dari beberapa survei sebelumnya.

"Gus Ipul dan Mbak Puti yang dihadapi adalah Bu Khofifah dan wakilnya yang sama-sama potensi elektabilitasnya, potensi untuk terus naiknya sangat besar," tuturnya.

Khofifah merupakan menteri di dua era presiden berbeda. Di kabinet kerja, Khofifah diberi mandat sebagai Menteri Sosial dan sebelumnya dipercaya sebagai Menteri Pemberdayaan perempuan pada era Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid.

Khofifah juga pernah menjabat sebagai pimpinan DPR dan kerap menjadi delegasi Indonesia di sidang PBB menyuarakan emansipasi wanita.

Kemudian, wakilnya Emil Dardak merupakan bupati termuda yang juga doktor termuda bidang Ekonomi Ritsumeikan Asia-Pacific. Suami Arumi Bachsin ini juga pernah menjadi anggota dari World Bank University.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya