PKB: Kiai Kehilangan Muka kalau Gus Ipul Kalah

Cagub dan Cawagub Jawa Timur, Saifullah Yusuf (kanan) dan Puti Guntur Soekarno (kiri)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

VIVA - Pertarungan di Pilkada Jawa Timur tidak hanya soal dua kandidat calon gubernur dan wakil gubernur, tetapi juga antara Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Persatuan Pembangunan.

PKB adalah salah satu partai pengusung pasangan nomor urut 2, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang berpasangan dengan politikus PDIP Puti Guntur Soekarno. Sementara PPP adalah pengusung Khofifah-Emil, bersama Golkar dan Demokrat.

Sekretaris Jenderal PKB, Abdul Kadir Karding, dalam pemaparan hasil rilis survei Poltracking Indonesia mengatakan, pihaknya tetap yakin Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, akan menang. Walau hasil survei Poltracking menyebutkan pasangan itu kalah.

[Baca: Poltracking: Khofifah-Emil Unggul dari Gus Ipul-Puti Guntur].

Karding mengakui, sejak Abdullah Azwar Anas mundur ketika berpasangan dengan Gus Ipul, suara memang menurun. Tapi dengan masuknya Puti, ia yakin akan terkonsolidasi lagi.

"Masuknya Mbak Puti sesuatu rahmat, hal yang luar biasa, keajaiban dan keberuntungan bagi Gus Ipul. Karena merah betul-betul akan bersatu bukan hanya PDIP. Puti ini cucu pertama Soekarno. Dia baru bekerja sebulan, masih ada tiga bulan. Jadi belum terlalu familiar. Tapi saya meyakini pada saatnya Puti tidak hanya persatukan PDIP karena terkait marwah Soekarnoisme," kata Karding, dalam pemaparan hasil survei Poltracking terkait pilkada Jawa Timur, di Hotel Saripan Pasific, Jakarta, Minggu, 18 Maret 2018.

Keyakinan ini juga, lanjut Karding, karena Gus Ipul didukung oleh mayoritas kiai kharismatik di Jawa Timur. Maka menurutnya, suara untuk pasangan nomor urut 2 itu akan bisa melampaui hasil survei yang justru menjagokan Khofifah.

"Mas Ipul yang didukung kiai keseluruhan akan menjadi pertaruhan. Kalau kalah, kiai-kiai bisa kehilangan muka. Karena seluruh kiai yang punya basis dan besar dan karismatik hampir seluruhnya ke Gus Ipul. Jadi saya tidak terlalu khawatir dengan survei ini karena mungkin mesin dan pendukung ibarat motor Honda panasnya belakangan," kata Karding.

Gus Ipul ke PKB: Salah Ambil Jalan yang Bingungkan Ulama, Segeralah Kembali ke Pangkuan NU

Terlalu lebay

Klaim PKB ini langsung dibantah oleh PPP. Partai yang juga diisi oleh warga Nahdliyin ini menjelaskan awal mula akhirnya menjatuhkan pilihannya ke Khofifah, yang pada pilkada terakhir tidak mereka dukung.

NU-Muhammadiyah: Pilpres Mesti Kondusif, Menang Jangan Jumawa, Kalah Legowo

Sekjen PPP Arsul Sani menjelaskan awalnya para kiai kultural di Jawa Timur, terus menerus bertemu dengan partainya untuk mengusung Khofifah.

"Kiai NU yang kultural meminta mengusung Mbak Khofifah. Mbak Khofifah-nya sendiri sebetulnya enggak mau," kata Arsul, dalam pemaparan survei Poltracking.

Gus Ipul soal Wacana Pilpres Satu Putaran: Lebih Baik, Hemat Anggaran

Cagub dan Cawagub Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (kanan) dan Emil Dardak (kiri)

Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak.

Kiai-kiai kultural itu termasuk kharismatik di sana. Seperti Salahudin Wahid, adik kandung almarhum Gus Dur. Bahkan menurutnya, sebelum KH Hasyim Muzadi meninggal, pesannya adalah mengusung Khofifah.

Setelah PPP cermati, kata Arsul, ternyata kiai-kiai ini terbagi dua dalam memberikan dukungan. Yakni yang struktural dan kultural. Bahkan ia menyebutkan, struktural condong ke Gus Ipul karena sudah terkontaminasi dengan PKB.

"Kiai NU struktural, karena sudah diokupasi oleh PKB, itu cenderung ke Gus Ipul. Tapi kiai kultural itu datang ke kami," kata Arsul.

Maka, anggota Komisi III DPR itu mengatakan tidak tepat juga kalau dikatakan bahwa kiai-kiai akan kehilangan muka seandainya Gus Ipul kalah dari Khofifah. Bahkan menurutnya, itu terlalu berlebihan alias lebay.

"Apakah otoritas kiai NU jatuh, enggak juga. Tapi memang harus dipahami dikultur NU biasa juga warga Nahdliyin itu urusan keagamaan sami'na wa'atona (patuh) pada kiai. Tapi urusan politik biasa defiasi," katanya.

Ia mencontohkan, salah satu ulama terkenal NU di daerahnya di Jawa Tengah, yakni Habib Luthfi. Soal pilihan politik, tidak jarang yang dijagokan oleh Habib Luthfi tersebut, kalah. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya