- ANTARA Foto/Darwin Fatir
VIVA – Politikus senior PKS Fahri Hamzah mengapresiasi pertemuan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan. Menurut dia, pertemuan itu memang harus dilakukan Prabowo jelang Pemilihan Presiden 2019.
Dia menekankan, dalam Pilpres 2019, harus berkoalisi dalam mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
"Pertarungan itu kan harus kuat idenya dulu. Karena kalau tidak dirumuskan kenapa mesti berkoalisi itu nanti lemah kan pertarungannya," kata Fahri di gedung DPR RI, Jakarta, Senin 25 Juni 2018.
Menurut Fahri, kesepahaman para ketua umum partai politik soal berkoalisi menjadi sangat penting. Apalagi pendaftaran calon presiden dan wakil presiden sesuai jadwal tak lebih dari dua bulan lagi, tepatnya 8-10 Agustus 2018.
Merujuk syarat calon presiden sesuai UU harus didukung 20 persen kekuatan partai politik di parlemen atau 25 persen suara sah nasional. Meskipun hal tersebut bisa berubah bila Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan uji materi pasal 222 soal ambang batas pencalonan presiden.
"Memang harus segera ada kesepakatan, paling tidak mengantisipasi kalau tiketnya tetap 20 persen. Kalau tiketnya tetap 20 persen yang harus diantisipasi kalau PAN dan Gerindra berkumpul dianggap sudah cukup ya sudah segera diumumkan," ujarnya menjelaskan.
Menurut dia, sebaiknya para kandidat pasangan calon presiden dan cawapres segera diumumkan pada masyarakat. Hal ini termasuk koalisi partai politik pendukungnya. Dengan pengumuman ini, masyarakat bisa mempunyai pilihan yang jelas akan harapan yang dititipkan.
"Saya kira di sisi pak Jokowi juga harus begitu. Segera saja yang dukung, Jokowi itu siapa aja. Jangan ditunggu di ujung nanti tiba tiba enggak ada yang dukung. Kan kasihan. Jadi lebih cepat lebih baik," katanya. (mus)
