Demokrat Seriusi Poros Ketiga Pilpres tapi Wacana JK-AHY Belum Final

Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarok A

VIVA – Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, dijadwalkan mengumpulkan lagi kader-kader partai itu di Jawa Barat untuk mengevaluasi capaian pilkada sekaligus konsolidasi menyongsong pemilu presiden tahun 2019.

Deddy Mizwar Anggap Sebutan Prabowo "Presiden Gemoy" demi Pemilu Riang Gembira

Demokrat menganggap kekalahan pasangan calon gubenur dan wakil gubernur Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi harus diikuti evaluasi menyeluruh, sementara di beberapa provinsi lain jagoan mereka menang.

“Kami membuat serius Jawa Barat ini, setelah Jawa Timur menang, Banten menang, maka (pemenangan di Jawa Barat) ini menjadi penting, termasuk Sumatra Utara," kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan, di Bandung pada Selasa malam, 3 Juli 2018.

Cerita Deddy Mizwar Bikin Film Religi Tanpa Pandang Untung dan Rugi

SBY, kata Hinca, memberikan pengarahan untuk menyeriusi pembentukan koalisi partai politik alternatif atau poros ketiga di antara poros PDIP dengan calon presiden Joko Widodo dan Partai Gerindra-PKS dengan kandidat Prabowo Subianto. Upaya itu juga harus diperkuat di Jawa Barat.

"Kami tadi di dalam (ruang pertemuan) membuat survei, dan 94 persen menginginkan poros ketiga; seluruh kader Jawa Barat menginginkan poros ketiga," katanya.

8 Artis yang Menjadi Pejabat Daerah, Ada yang Dibekuk KPK hingga Mengundurkan Diri

Menurutnya, pembentukan poros ketiga itu sudah mendesak karena tenggat pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden kian dekat, yaitu 4-10 Agustus 2018. Maka, Demokrat merasa wajib memaksimalkan waktu sepanjang Juli ini.

"Kami bekerja untuk itu, dan tiga puluh hari lagi adalah hari yang menentukan; kami sebut 'Juli yang tidak bisa tidur’, janur kuningnya naik atau enggak," katanya.

Mengenai kepastian pasangan calon presiden dan wakil presiden, belum ada keputusan final dan masih dalam tahap mempertimbangkan figur-figur, di antaranya Jusuf Kalla atau JK dan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.

"Untuk penentuan figur alternatif masih berjalan, kita ini last minute (ditentukan menjelang pendaftaran). Semuanya saling sandera sehingga (ketika) menyebut nama ?akan beredar di mana-mana, termasuk (wacana) JK-AHY itu," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya