- REUTERS/Willy Kurniawan
VIVA – Figur pendamping Joko Widodo masih menjadi teka-teki meski disebut sudah mengkerucut satu nama. Sebagai presiden petahana, Jokowi memerlukan cawapres yang bisa mendukung program periode kedua.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno mengatakan nama cawapres misteri karena Jokowi hati-hati. Namun, ia menganalis figur cawapres tergantung kebutuhan Jokowi.
"Dari sisi lain tergantung kebutuhan Jokowi. Jika target lima tahun ke depan genjot ekonomi tentu cawapresnya bisa Airlangga Hartarto. Cari sosok strong government untuk pendampingnya," ujar Adi kepada VIVA, Kamis, 26 Juli 2018.
Adi menilai bila mengacu kondisi sekarang seharusnya Jokowi membutuhkan figur pendamping yang paham ekonomi. Kondisi ekonomi yang dilihat dari kebutuhan pokok dan rupiah yang belum stabil menjadi faktornya.
"Mestinya prioritas ke depan bidang ekonomi karena rupiah dan harga kebutuhan pokok tak stabil. Figur Airlangga yang pengalaman jadi Menperin di Kabinet Kerja bisa jadi kandidat," sebut Adi.
Namun, bila Jokowi ada keinginan bukan melihat ekonomi lima tahun ke depan, Airlangga akan bersaing berat. Salah satunya, ia khawatir bila melihat sentimen politik. "Jika cawapres Jokowi dari partai, partai lain sukar menerima," tuturnya.
Baca: Jokowi Mencari Jodoh
Kurang dari sepekan pendaftaran capres dan cawapres untuk Pilpres 2019, nama pendamping Jokowi masih teka-teki. Hasil pertemuan Jokowi dengan enam ketum parpol disebut-sebut sudah menyepakati satu nama cawapres.
Golkar Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilgub Jatim 2024
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menilai Khofifah-Emil Dardak berhasil memimpin Jatim pada periode sebelumnya.
