Elite Demokrat: Jokowi Pilih Cawapres Bernuansa Politisasi Agama

Pasangan capres cawapres, Jokowi dan KH Ma'ruf Amin.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Joko Widodo memilih Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden pendampingnya untuk Pemilu 2019. Namun, pilihan terhadap Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jokowi dinilai keliru.

Pembangunan 1 Kota IKN Vs 40 Kota, Apa Rugi dan untungnya?

Elite Demokrat, Ferdinand Hutahean menyebut, selama ini Jokowi dan barisan pendukungnya selalu membangun narasi agar menjauhkan politik dengan agama.

"Atau, jangan mempolitisasi ulama dan agama. Namun, akhirnya Jokowi memilih wakil yang bernuansa politisasi agama," kata Ferdinand kepada VIVA, Senin 13 Agustus 2018.

5 Poin Penting Kunjungan Jokowi ke Afrika

Bagi Ferdinand, Jokowi gagal memilih wakil yang tepat. Ada dua hal yang menjadi catatan kritiknya. Pertama, Jokowi gagal memahami masalah bangsa, karena persoalan sekarang adalah ekonomi, bukan akhlak atau agama.

Baca: Jokowi: Saya Pilih Ma'ruf Amin

Rocky  Gerung Seorang Republikan

Kemudian, Jokowi dinilai tak percaya diri, karena anggapan butuh figur ulama untuk menangkis citra merangkul umat.

"Kedua, Jokowi gagal percaya diri dengan keIslamannya. Jokowi tidak percaya diri dengan ke Islamannya," jelas Kepala Divisi Advokasi dan Hukum DPP Demokrat tersebut.

Lalu, terkait sosok Ma'ruf dihormatinya sebagai ulama dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Namun, ia menilai, Ma'ruf blunder ketika menerima pinangan Jokowi.

"Tetapi, langkahnya yang terjerumus ke politik praktis akibat ditarik ke Jokowi adalah langkah blunder," tutur Jokowi.

Duet Jokowi-Ma’ruf di Pemilu 2019 diusung enam partai, yaitu PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasdem, PPP, Partai Hanura, dan PKB. Selain itu, ada tiga partai pendukung yaitu PSI, PKPI, dan Perindo.

Baca: Iwan Fals Bikin Polling, Prabowo-Sandi Menang Telak dari Jokowi-Ma'ruf

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya