Sekjen PPP: Di Arab Bendera Tauhid Jadi Ancaman Keamanan Nasional

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani
Sumber :
  • VIVA/Lilis Khalisotussurur

VIVA – Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani menanggapi kabar penangkapan Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab oleh kepolisian Arab Saudi karena ada bendera kalimat tauhid di rumahnya di Mekah.

Arti dan Peran Amicus Curiae yang Diajukan Megawati dan Habib Rizieq ke MK

Ia menilai, meskipun suatu benda ada kalimat sakralnya, tetapi ketika sebuah negara menganggap itu terkait dengan suatu gerakan yang mengancam eksistensi negara, tetap dianggap sebagai pelanggaran.

"Dan diproses hukum. Artinya diduga sebagai pelanggaran hukum dan proses hukum itu dijalankan, lalu proses hukum tak berarti berakhir di pengadilan," kata Arsul saat dihubungi, Kamis, 8 November 2018.

Hakim MK Buka Suara soal Megawati Ajukan Amicur Curiae Terkait Sengketa Pilpres 2024

Arsul menjelaskan bendera Arab Saudi sendiri bertuliskan kalimat tauhid dan ada pedang di bawahnya. Tetapi begitu warna dasarnya berbeda menjadi hitam, maka tak ada lambang negara. "Dia kan pedang, maka itu jadi masalah serius," kata Arsul.

Berbeda dengan di Indonesia. Menurut Arsul lambang tersebut bukan dianggap masalah besar. Lalu masih boleh dalam rangka ekspresi demokrasi.

Top Trending: Kisah Jenderal Agus Subiyanto, Sosok Aiptu FN hingga Istri Baru Habib Rizieq

"Tapi di negara lain, ya di Arab Saudi, sesuatu yang bahkan di sini diperlakukan sebagai sesuatu yang sakral. Bendera tauhid di sana dianggap sebagai sebuah ancaman keamanan nasional," kata Arsul.

Menurut Arsul, menjadi ancaman terhadap keamanan nasional jika menyangkut keutuhan berbangsa dan bernegara, khususnya di negara Islam pun yang terkait dengan nilai keislaman, dianggap sesuatu yang tak ditolerir.

"Peristiwa di Arab Saudi menjadi pelajaran bagi kelompok-kelompok Islam yang suka marah. Karena ada Islam ramah tamah dan Islam yang marah. Bagi negara mana pun, negara Islam mana pun yang namanya keamanan nasional dan kebutuhan berbangsa dan bernegara itu hal yang nomor satu. Bahkan di negara Barat sekalipun ditempatkan di atas HAM," kata Arsul.

Tim sukses Jokowi-JK ini menegaskan mestinya menjadi kesadaran, baik pemerintah maupun masyarakat, bahwa jangan segala sesuatu karena ada nilai sakralnya, kemudian selalu dianggap sebagai penghinaan terhadap agama dan pelecehan terhadap agama.

"Di Saudi itu sehari-hari lho, kalimat Lailahailallah itu ditendang ke sana ke sini. Karena di liga Arab Saudi, bola itu ada tulisan Lailahailallah. Nah, di sini gegeran enggak kalau ada bola-bola kayak gitu?" kata Arsul. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya