BPN: Tidak Mungkin Presiden RI Pakai Earpiece saat Debat

Jokowi di debat kedua capres 2019.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Juru debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Ahmad Riza Patria, yakin calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo, tidak menggunakan alat bantu komunikasi jarak jauh atau earpiece saat debat pilpres. Patria menilai, muncul dan masifnya isu tersebut sebagai konsekuensi adanya media sosial.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Saya meyakini tak mungkinlah Presiden RI menggunakan earpiece seperti itu. Kalau ada berita di media itulah konsekuensi kita punya media sosial," kata Riza di gedung DPR, Jakarta, Senin, 18 Februari 2019.

Ia menambahkan, di media sosial, ada saja pihak-pihak yang mencoba menebak dan menerka banyak hal. Salah satunya soal debat yang berlangsung semalam. Tapi semuanya ia minta harus bijaksana.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Jangan terprovokasi, jangan mudah menuduh, memfitnah. Dan tugas kita semua teman-teman media mengklarifikasi. Jadi kami dari BPN memahami, mengerti, tak mungkin Presiden RI melakukan hal-hal tersebut," kata Riza.

Ia menambahkan bisa saja pihak ketiga atau pengusaha earpiece yang memperkenalkan produknya.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

"Pengusaha earpiece dalam rangka memperkenalkan produknya, bisa saja. Jadi kalau sekarang ini dagang numpang isu politik," kata Riza.

Ia meminta agar Tim Kampanye Nasional Jokowi tidak menuduh BPN Prabowo-Sandiaga yang menyebarkan isu ini. Justru BPN malah ikut mengklarifikasi tuduhan ini.

"Dari BPN juga tahu tadi malam, tidak mungkinlah. Dari gambar juga kelihatan, jadi tidak mungkin. Karena yang disampaikan Jokowi biasa saja, data itu kan mudah dihapal. Pak Jokowi presiden empat tahun, kerjaannya mendengar laporan seperti itu," kata Riza.

Ia menambahkan, kalaupun Jokowi salah data, misalnya soal kebakaran hutan dan impor jagung, maka ini menunjukkan karakter Jokowi.

"Inilah karakter Jokowi, yang gampang asbun, tidak didukung data akurat. Itu kebohongan publik namanya," kata Riza.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya