Geram Suara PPP Digembosi Oposisi, Suharso akan Buat Perhitungan

Plt Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lilis Khalisotussurur

VIVA – Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa geram terhadap manuver salah satu pihak kubu oposisi.

Partai berlambang kabah itu merasa digembosi suaranya di tiga wilayah yang menjadi lumbung suara. Ketiganya adalah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. 

Belakangan ditelusuri penyebabnya akibat kampanye negatif dan kampanye hitam begitu masif di akar rumput. 

"Tadinya kami pikir itu tidak akan terganggu sama sekali, tapi begitu masif," kata Suharso usai pertemuan dengan ketua umum partai politik pendukung Jokowi - Ma'ruf Amin di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat 18 April 2019. 

Suharso pun menyebut, salah satu yang menjadi titik masuk serangan adalah kasus tertangkapnya Romahurmuziy (eks Ketua Umum PPP) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. 

Selain itu, isu lain yang diproduksi secara masif di masyarakat adalah sebagai partai pendukung penista agama. 

Hal itu merujuk pada kasus mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok beberapa waktu lalu.

"Dimainkan terus oleh mereka 02. Jadi saya ingin mengatakan bahwa sampai segitunya kebencian dirasukan kepada publik. Itu kan salah," tuturnya.

Polling Institute: Basis di Pilpres 2019 Lebih dari Separuhnya Kembali Pilih Prabowo

Suharso yang juga Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional ini mengancam bakal membuat perhitungan. 

Ia berpendapat, cara lawan politik memainkan isu-isu menyerang PPP sudah tidak rasional.

Eks Pentolan Timses Jokowi di 2019 Bakal Berlabuh Dukung Anies, Siapa Dia?

Meski begitu, ia tak mau menyebut detil, siapa pihak secara berencana menggembosi basis suara partai yang kini dipimpinnya. "Tapi kita akan berhitung kepada mereka dan kita bisa tahu siapa yang sebenarnya sedang menggantang asap," ujarnya.

PSMTI Diterima Presiden Jokowi di Istana

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Jelang pencoblosan Pemilu 2024, pada 14 Februari pekan depan, masyarakat diimbau agar menggunakan hak pilihnya dengan bijak. Untuk bisa memilih pemimpin yang berkualitas.

img_title
VIVA.co.id
6 Februari 2024