Logo DW

Kartu Kuning Tim Ekonomi Jokowi: Dua Kementerian di Persimpangan

Kris - Biro Pers Sekretariat Joko Widodo
Kris - Biro Pers Sekretariat Joko Widodo
Sumber :
  • dw

Awal tahun ini Kemendag mendapat teguran presiden lantaran neraca ekspor RI yang keok dibandingkan sejumlah negara sebaya seperti Vietnam. Enggartiasto lalu sibuk mengirimkan delegasinya mencari celah kesepakatan dagang ke berbagai negara. Namun upaya tersebut belum berhasil menaikkan neraca ekspor yang menurut BPS hingga Agustus lalu masih sebesar USD14,2 miliar, sementara Vietnam mencatat nilai ekspor sebesar USD25,8 miliar pada kurun waktu yang sama.

Beban Politik Rini Soemarno

Angin tak sedap juga berhembus ke arah Kementerian BUMN yang dikawal Rini Sumarno. Meski berprestasi menggerakkan BUMN untuk mendukung program infrastruktur pemerintah, pengelolaan utang BUMN dan distorsi persaingan oleh dominasi perusahaan pelat merah dinilai menjadi ganjalan besar.

"Bu Rini termasuk kontroversial, tetapi tergolong yang berkinerja tinggi," kata Sirajuddin.

Namun catatan positif kinerja Kementerian BUMN dibantah ekonom UI Fithra Faisal. "Manajemen BUMN semakin lama semakin mengkhawatirkan, ini terbukti banyak direktur yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi," kata Fithra. Ditambah pembagian jatah kursi di BUMN bagi partai politik yang dinilai "berlebihan" dan "merongrong" pertumbuhan ekonomi, Rini dinilai tidak layak mendapat tempat di kabinet baru.

"Kalau melihat indikator-indikator itu sebenarnya tidak layak untuk diteruskan. Karena memang indikator ini yang pada akhirnya sangat membebani pertumbuhan ekonomi," kata Fithra. Rapor merah terutama diberikan kepada Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. "Kalau bisa mengurutkan, maka dua kementerian ini di tim ekonomi yang kinerjanya paling buruk," kata dia.

Menurut Sirajuddin, tingkat kepercayaan publik yang tinggi tidak serta merta bisa memoles prestasi menteri yang bersangkutan. Dalam hal ini presiden harus lihai memilih jika ingin mengonversi kinerja kementerian menjadi dukungan politik. "Kalau dia ingin targetnya tercapai, dia harus memilih yang terbaik dari daftar (kabinet lama) yang ada. Saya kira yang tidak terlalu berkinerja baik, ya sudah selesai lah," imbuhnya.