Deklarasi KAMI, Din Syamsuddin: Kiblat Bangsa Telah Melenceng

Din Syamsuddin Cs Deklarasi KAMI
Sumber :
  • Eduward Ambarita

VIVA – Sejumlah tokoh berkumpul dan mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Mereka menganggap, negara saat ini sudah melenceng jauh dari yang dicita-citakan oleh pendiri bangsa.

Cak Imin Diperiksa Usai Deklarasi Jadi Cawapres, NasDem: 13 Tahun KPK Ngapain Aja?

Beberapa tokoh seperti Din Syamsuddin, Rocky Gerung, Refly Harun, Ichsanuddin Noorsy, Abdullah Hehamahua hingga Said Didu, nampak hadir. Mereka menyatakan koalisi ini merupakan gerakan moral yang terbentuk atas keresahan bersama terhadap kondisi bangsa terkini.

"KAMI, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia, pada pemahaman saya adalah sebuah gerakan moral seluruh elemen-elemen dan komponen bangsa lintas agama, suku, profesi, kepentingan politik kita bersatu. Kita bersama-sama sebagai gerakan moral untuk menyelamatkan Indonesia," kata Din saat hadir dalam deklarasi di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu 2 Agustus 2020.

Jika Tak Minta Maaf ke Din Syamsuddin, GAR ITB Diancam Dipolisikan

Baca juga: Ike Muti Minta Maaf, Pemprov DKI Sebut Masalah Selesai

Mantan Ketua Umum Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini mengibaratkan, Indonesia bagaikan kapal besar. Namun saat ini kapal itu sedang goyang dan hampir karam. Kondisi sekarang, kata dia, terlihat dari jutaan orang yang masih kelaparan, kehilangan pekerjaan, dan praktik korupsi yang terus berjalan. Ia juga menyebut, koalisi ini berupaya menyelamatkan negara agar tidak dikuasai oleh oligarki dan dinasti politik.

Intelektual Muhammdiyah: Din Syamsuddin Pengusung Islam Tengahan

Dalam koalisi nanti, disebutkan bahwa akan banyak lagi tokoh yang siap bergabung dan bersama-sama di KAMI. Beberapa nama disebut seperti mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan ekonom senior Rizal Ramli.

"Saya sampikan bahwa kiblat bangsa ini telah melenceng," katanya.

Sementara itu, mantan Sekjen Kementerian BUMN Said Didu, mengajak semua pihak bersuara. Termasuk para pekerja perusahaan milik negara dan birokrat. Sebagai mantan petinggi di Kementerian BUMN, ia melihat momentum saat ini sudah saatnya meluruskan kembali kebenaran.

Dia mengaku, kalau teman-temannya yang masih di BUMN saat ini sudah merasa bahwa pembangunan di negara ini sudah berbelok dari cita-cita sebenarnya.

"Saya kira itu saja. Karena saya tahu teman-teman saya di birokrat dan BUMN mereka juga merasa," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya