Sultan DPD Usul RI Terapkan Diplomasi Kekeluargaan Demi Komunike G20

Presiden Jokowi serahkan palu Presidensi G20 ke PM India Narendra Modi.
Sumber :
  • Tangkapan layar.

VIVA Politik - Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin menyarankan agar Pemerintah RI bisa menerapkan strategi diplomasi Kekeluargaan dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Harapannya bisa dapatkan dukungan dan komitmen moral dalam mewujudkan komunike G20.

KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Daftar Pilkada 2024

Sultan mengatakan ada kemungkinan KTT G20 Bali tak hasilkan komunike para pemimpin negara G20. Meski bagi Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, tak jadi masalah bila tak ada komunike karena situasi dunia saat ini cukup rumit.

"Tentu sangat sulit dan nyaris tak mungkin bagi RI sebagai presidensi G20 untuk menyatukan persepsi dan ego kekuatan-kekuatan utama dunia," ujar Sultan, dalam keterangannya, Rabu, 16 Novembe 2022.

Reaksi Jokowi soal Fotonya Dicopot dari Sejumlah Kantor PDIP

Suasana pertemuan KTT G20 di Bali

Photo :
  • Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden

Namun, ia optimistis RI bisa meyakinkan para tamunya untuk meyakinkan para tamunya untuk meneken komitmen moral dengan pendekatan nilai kemanusiaan dan budaya.

Airlangga: Negara Anggota OECD Akui Leadership RI di ASEAN dan G20

"Yang kita kenal dengan prinsip kekeluargaan dan gotong-royong," lanjut senator asal Bengkulu tersebut.

Menurutnya, bila diupayakan secara tepat, gaya politik luar negeri RI yang bebas aktif punya power yang cukup untuk menyatukan kompleksitas perbedaan di antara anggota G20 lainnya. Dia bilang paradigma kekeluargaan G20 harus dikedepankan dan terus dikampanyekan untuk mencapai fase recovery serta masa depan dunia yang strong together.

Pun, dia menambahkan, nilai-nilai kebangsaan yang identik dengan prinsip kekeluargaan dan gotong-royong perlu disampaikan sebagai resolusi dalam G20.

Wakil Ketua DPD RI, Sultan Najamudin

Photo :

Bagi Sultan, sangat disayangkan jika momentum G20 yang dihelat di tengah krisis multidimensi global ini tak menghasilkan konsensus bersama yang setidaknya mengikat secara moral.

"Kami percaya saat ini para diplomat kita sedang melakukan upaya lobi intensif terhadap para diplomat negara anggota G20 lainnya," lanjut Sultan.

"Dalam situasi global yang juga cukup rumit, Indonesia pernah memiliki peran sejarah atas lahirnya kesepakatan Bali Package dalam konferensi besar WTO ke 9 pada 2013 silam," tutur Sultan..

Untuk diketahui, muncul harapan agar KTT G20 bisa menghasilkan komunike yaitu pernyataan bersama para anggota G20 yang berisikan komitmen bersama terkait isu global yang disorot dunia internasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya