KKB Pimpinan Egianus Kogoya Minta Barter Senjata Api dan Amunisi dengan Pilot Susi Air

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri di Mapolda Papua
Sumber :
  • VIVA/Aman Hasibuan

VIVA Politik – Kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya meminta senjata api dan amunisi untuk dibarter atau ditukar dengan pilot Susi Air yang masih mereka sandera.

DKPP Ungkap Laporan Pelanggaran Pemilu 2024 Terbanyak dari Provinsi Papua

Memang benar Egianus ajukan sejumlah permintaan di antaranya senjata api dan amunisi yang akan ditukar dengan pilot asal Selandia Baru, Philip Mark Merthens, kata Kepala Polda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri di Timika, Kamis, 23 Februari 2023.

Ditegaskan, permintaan itu tidak mungkin dipenuhi karena berbahaya dan dapat mengganggu keamanan serta menimbulkan korban jiwa. "Sudah dipastikan tidak akan dipenuhi permintaan tersebut," katanya.

2 Juta Hektare Lahan di Merauke Bakal Jadi Kebun Tebu, Bahlil: Masa Impor Gula Terus

Pilot Susi Air, Kapten Philips Max Mehrtens disandera KKB Papua.

Photo :
  • Dok. Istimewa

Saat ini upaya pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru terus dilakukan dengan mengedepankan negosiasi guna menghindari jatuhnya korban. Butuh waktu untuk menuntaskannya, namun itu dibutuhkan agar upaya pembebasan pilot Susi Air berhasil tanpa ada korban jiwa, harap Fakhiri.

Asyik Pesta Miras dan Ganja, 5 Mahasiswa di Papua Diciduk Polisi

Saat ini sandera bersama Egianus Kogoya sudah tidak berada di Paro atau wilayah lainnya di Kabupaten Nduga, karena mereka sudah bergeser dan masuk ke kabupaten lain yang ada di sekitarnya.

Dia mengonfirmasi kabar bahwa Egianus dan kelompoknya yang membawa pilot Philip sudah bergeser dan aparat TNI-Polri terus berupaya memonitor pergerakannya. "Mudah-mudahan TNI-Polri bisa segera membebaskan pilot Philip tanpa menimbulkan korban, termasuk masyarakat."

Pilot Susi Air, Kapten Philips Max Mehrtens disandera KKB Papua.

Photo :
  • Dok. Istimewa

KKB pimpinan Egianus Kogoya, sejak Selasa, 7 Februari, menyandera pilot Susi Air Philip Mark Merthens sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya