Sudah Keliling 21 Kampus, Ini Alasan Hasto Kristiyanto Melakukannya

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Politik – Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) RI Hasto Kristiyanto sudah berkunjung ke setidaknya 21 kampus perguruan tinggi di berbagai wilayah di Indonesia dalam satu dua tahun terakhir. Alasan di balik itu adalah ia ingin menggelorakan mahasiswa dan anak muda Indonesia menggali semangat perjuangan dari para pendiri negara Indonesia.

Pelajar Hingga Mahasiswa Indonesia Banyak Jadi Korban, Ini Beda Judi Online dan Game Online

Hasto memang berawal dari teori geopolitik Soekarno yang merupakan hasil disertasi program doktoralnya di Unhan. Dari studinya itu, ia menemukan tradisi intelektual Bung Karno dan pemimpin bangsa lainnya yang kental dengan tradisi akademis.

“Kepemimpinan intektual dibangun melalui dialektika melalui buku yang dibaca dari pemikiran tokoh-tokoh yang membangun peradaban dunia, dan dibumikan dengan persoalan bangsa dan negara, hingga muncullah sintesa berupa konsepsi keIndonesiaan dan arah bagi masa depan bangsa dan negara," ujar Hasto.

Protes Meluas di Universitas Spanyol, Mahasiswa Minta Putus Hubungan dengan Israel

“Karena itulah saya datang ke kampus-kampus di seluruh Indonesia untuk menggelorakan semangat tersebut. Sebab ilmu geopolitik Bung Karno tidak hanya berbicara tentang konstelasi geografis atas cara pandang politik, namun juga kepemimpinan bangsa,” ucap Hasto.

Profesor Pro-Israel Lecehkan Wanita Berhijab di Kampus AS, Langsung Dipecat!

Hal itu disampaikan oleh Hasto saat berbicara dalam kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (7/3/2023). Tema kuliah umum adalah “Manifestasi Pemikiran Bung Karno tentang Agama dan Kebangsaan di Era Kekinian".

Hasto lebih lanjut menegaskan dengan spirit yang sama mahasiswa harus banyak membaca buku, berdiskusi, agar punya kepemimpinan intelektual serta meretas jalan migrasi terpendek bagi kemajuan.

Dengan menggelorakan semangat membaca, Hasto berharap mahasiswa dan anak muda Indonesia saat ini akan punya daya imajinasi tentang apa yang harus mereka lakukan di 20 hingga 45 tahun ke depan. 

Dari tradisi intelektual itu, kata Hasto, ia harapkan mahasiswa banyak belajar sejarah nusantara dan kemudian melihat korelasinya dengan sejarah dunia. Dipadukan dengan membaca kondisi masyarakat Indonesia dan kemudian merancang cita-cita bagi masa depan. 

“Jika sebagai mahasiswa, anda tidak punya cita-cita masa depan artinya anda kurang membaca. Saya berharap membaca buku, diskusi dan mengontemplasikannya dalam problem rakyat Indonesia, juga menjadi tradisi seluruh mahasiswa di UIN Alauddin,” katanya.

“Jadi saudara sekalian, pelajari pendiri bangsa kita, dan kalau mau jadi pemimpin 15 tahun yang akan datang, atau 30 tahun akan datang, mulailah dari sekarang. Menjadi pemimpin dalam seluruh aspek kehidupan karena tidak ada bangsa besar tanpa kekuatan moral atas dasar nilai-nilai agama, spritualitas, nasionalisme dan patriotisme yang menjadi daya gerak suatu bangsa,” beber Hasto.

Lebih jauh, Sekjen PDIP ini juga mengatakan kampus menjadi sumber kaderisasi kepemimpinan nasional Indonesia. Tidak ada pemimpin lahir tanpa dunia kampus. “Karena itu peran UIN Alauddin dengan fakultas yang sangat lengkap menjadi UIN terbesar di Indonesia sangat penting untuk berdialog bersama,” kata Hasto.

Di acara itu, hadir ratusan mahasiswa serta sivitas akademika UIN Alauddin Makassar dipimpin Rektor Prof.Dr. Hamdan Johannis. Hadir juga jajaran petinggi DPD PDIP Sulsel dipimpin Ketuanya Andi Ridwan Wittiri dan Sekretaris Rudi Pieter Goni. Hadir juga Anggota DPR dari Fraksi PDIP dapil Sulsel Samsu Niang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya