Jokowi Kumpulin 6 Ketum Parpol di Istana, Demokrat: Nggak Etis, Menyakiti Rakyat

Presiden Jokowi dan Ketum PAN Zulkifli Hasan.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Politik - Pertemuan Presiden Jokowi dengan enam ketua umum partai politik pendukung pemerintah di Istana Negara pada Selasa malam dikritik. Cara Jokowi yang mengumpulkan enam ketum parpol itu dinilai tak etis.

Ungkap Pentingnya Air Bagi Kehidupan, Jokowi Dorong 4 Inisiatif Konkret di WWF ke-10

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Andi Arief mengkritisi langkah Jokowi itu tak etis karena Istana merupakan tempat kepala negara memimpin rapat kerja bersama menteri-menterinya. Sementara, ketum parpol itu bukan jajaran bawahan Jokowi selaku kepala negara.

“Ketua umum pimpinan partai politik itu kan bukan bawahannya (Jokowi). Jadi, menurut saya nggak etis mempertontonkan itu di depan rakyat,” kata Andi Arief kepada wartawan, Rabu, 3 Mei 2023.

Usulan Polisi di Bawah Kementerian Muncul Lagi, Pengamat: Upaya Melemahkan Polri

Presiden Jokowi dan lima pimpinan parpol pendukung pemerintah di kantor DPP PAN, beberapa waktu lalu.

Photo :
  • ANTARA FOTO

Andi menyampaikan, mestinya Jokowi memakai tempat yang tak terkait unsur kenegaraan jika ingin menggelar pertemuan bersama elite politik. Ia tak menampik memang tak ada aturan pertemuan politik di Istana Negara.

Bantah Qodari, Sekjen AMPG Ngaku Jadi Saksi Perjuangan Airlangga Menangkan Prabowo-Gibran

“Memang nggak ada peraturan yang mengatakan tidak boleh, tapi secara etika kurang pas. Kalau mau kongkow-kongkow ya silakan di rumah di tempat mana gitu tempat yang tidak mengandung unsur negara, silakan aja,” jelas Andi. 

Andi lantas mencontohkan, tempat yang tepat menggelar pertemuan politik yakni saat Jokowi menghadiri acara 'Silahturahmi Ramadan'. Saat itu, Jokowi dan lima ketum parpol pendukung pemerintah bertemu di kantor DPP PAN beberapa waktu lalu. 

Bagi Andi, saat Istana dijadikan tempat pertemuan pimpinan parpol justru akan menyakiti hati masyarakat. 

“Enggak cocok kalau di Istana, dia kan Presiden seluruh rakyat itu. Menyakiti hati rakyat itu,” kata Andi. 

Lebih lanjut, Andi tak mempersoalkan pertemuan Jokowi bersama enam ketum parpol untuk konsolidasi Pilpres 2024. Tapi, ia hanya menyayangkan jika ada agenda politik dibahas di Istana. 

Pun, dia menyindir cara Jokowi seperti mengesankan kepada seluruh penegak hukum mendukung calon yang didukungnya.

“Terserah saja itu kan hak kalau mau konsolidasi silakan, tapi tempatnya juga, kan bahaya itu artinya bahwa Presiden Jokowi memberi pesan kepada seluruh penegak hukum harap mendukung calonnya karena dilakukan di Istana. Karena itu bahaya itu,” ujarnya.

Seperti diketahui, enam ketum parpol pendukung pemerintah bertemu dengan Jokowi di Istana Negara, Selasa malam. Hanya Ketua Umum Nasdem Surya Paloh yang tak hadir.

Pertemuan secara tertutup itu berlangsung sekitar 2,5 jam dari pukul 19.00 hingga 21.30 WIB.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya