Anies Baswedan-Cak Imin 'Acak-acak' Peta Koalisi, Nasib Demokrat Bisa ke Prabowo

Deklarasi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar
Sumber :
  • Twitter @aniesbaswedan

Jakarta - Jelang pendaftaran capres dan cawapres, kejutan politik terjadi dengan kemunculan duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Duet Anies-Cak Imin di luar dugaan dan membuat geger kancah politik.

Isu Cak Imin Minta Jatah 2 Kursi Menteri Buat PKB, PAN: Itu Urusannya Prabowo

Pengamat politik Universitas Brawijaya (Unbraw) Anang Sujoko menganalisa dengan munculnya duet kejutan Anies-Cak Imin berpotensi ada 4 poros koalisi di 2024. Namun, iia menekankan selama sebelum pendaftaran resmi capres-cawapres, segala kemungkinan dalam koalisi politik bisa terjadi.

Meski demikian, Anang memprediksi kemungkinan tetap 3 poros yang akan memplot masing-masing pasangan capres dan cawapres. Ia menyebut PKS dan Demokrat kemungkian bisa berlabuh ke poros pendukung Prabowo Subianto. Alasannya, menurut dia, baik PKS dan Demokrat punya ‘kedekatan’ dengan Prabowo.

Digadang-gadang Jadi Penasihat Prabowo, Jokowi: Saya Masih Presiden Sekarang Ini

Pun, status Demokrat yang saat ini 'jomblo' pasca keluar dari koalisi Anies kemungkinan loncat ke poros lain termasuk Prabowo.

"Saya melihat kemungkinan yang lebih kuat ada tiga poros itu. Bisa jadi PKS dan Demokrat yang sekarang ini ada bisa merapat ke Gerindra karena memiliki kedekatan," kata Anang saat dihubungi VIVA, Sabtu malam, 2 September 2023.

DPR Kembali Gelar Rapat Paripurna Hari Ini, Puan dan Cak Imin Absen

Dia bilang jika empat poros, maka saat ini harus memunculkan tokoh baru sebagai bakal capres. Anang menuturkan kemungkinannya tokoh baru seperti Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY dan Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno.

Tapi, kata dia tokoh baru itu muncul dengan catatan ada koalisi baru seperti misal Demokrat dan PPP.

"Namun menurut saya yang kuat itu tiga poros yang berpeluang terjadi. Bagaimana demikian Jokowi sebagai king maker ini, bisa menarik PKS dan Demokrat masuk pada Gerindra," ujar Anang.

Bibit Konflik Internal

Pengamat politik Universitas Airlangga (Unair), Airlangga Pribadi menganalisa situasi politik yang akan memunculkan kejutan sebenarnya sudah bisa diprediksi. Ia bilang demikian karena Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang jadi koalisi gemuk Prabowo membawa bibit-bibit konflik internal.

Dia menyebut konflik internal karena setiap partai di KIM punya tokoh cawapres yang diperjuangkan. Golkar ingin Ketumnya Airlangga Hartarto jadi cawapres pendamping Prabowo. Lalu, Erick Thohir yang didorong PAN.

"Konflik internal ini muncul dari masing-masing koalisi memiliki political interest yang sama yakni tokoh-tokoh politiknya hendak menjadi cawapres," ujar Airlangga saat dihubungi VIVA, Sabtu malam, 2 September 2023.

Menurut dia, kondisi itu membuat Cak Imin memanfaatkan momen Prabowo yang mengubah Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi KIM. Ia bilang Cak Imin yang kecewa lalu membuatnya cabut dari koalisi lalu gabung ke Nasdem.

"Sebagai momen untuk bergeser dan melakukan koalisi politik dengan Anies Baswedan," jelas Airlangga.

Dia menganalisa dinamika masih cair menuju pendaftaran capres-cawapres. Kata Airlangga, segala hal masih bisa terjadi terkait urusan politik.

Untuk PKB-Nasdem dengan duet Anies-Cak Imin sudah bisa berlayar sebagai koalisi. Poros PKB-Nasdem sudah cukup memenuhi syarat mengusung pasangan capres-cawapres.

Surya Paloh, Anies Baswedan dan Cak Imin

Photo :
  • VIVA/Nur Faishal

Lalu, dari poros KIM dengan bacapres Prabowo Subianto diprediksi tetap maju. Gabungan Gerindra, Golkar, dan PAN sudah lebih dari cukup untuk membawa tiket Prabowo nyapres.

Sementara, PDI Perjuangan (PDIP) sudah bisa melaju tanpa koalisi dengan parpol lain. Jika PDIP hanya sendirian, PPP kemungkinan bisa loncat untuk membuat poros bersama Demokrat dan PKS.

Tapi, bagi Airlangga gabungnya PPP ke Demokrat dan PKS jadi koalisi tetap ada namun tak besar. Ia mengatakan demikian karena cawapres jagoan PPP yaitu Sandiaga Uno saat ini masih punya peluang besar jadi pendamping bacapres Ganjar Pranowo

"Kemungkinan politik itu ada, namun tidak besar karena ada kepentingan politik PPP untuk mendongkrak suara mengingat peluang Sandiaga Uno dalam bursa cawapres cukup besar," ujar Airlangga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya